Pages

Jumat, 18 Juni 2010

The Real Of Education

Ketika berusaha memahami persoalan bangsa dan negara ini ternyata sumber daya manusia menjadi faktor strategis penentu keberhasilan pembangunan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Pengembangan dan kemapanan sumber daya manusia sangat tergantung kepada sistem pendidikan dan kemampuan pengenalan diri pribadinya.

Seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan salah satu tujuan negara Indonesia. Bangsa Indonesia perlu mewujudkan visi pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu menjawab tuntutan zaman.

Perlu dipertegas bahwa selain sistim pendidikan, yang akan mampu mengembangkan dan memapankan sumber daya manusia adalah kemampuan mengenal jati dirinya. Pengenalan jati diri sebagai komponen bangsa telah termaktub dalam Pancasila dan UUD 1945. Pengenalan jati diri sebagai hamba Tuhan memerlukan sistematika dan disiplin keilmuan tersendiri, sehingga memerlukan sebuah metode dan dengan pendekatan yang khusus.

Paradigma pendidikan yang berorientasi pada kemapanan moral dan mental dengan berbasis ketauhidan merupakan esensi pengembangan sumber daya manusia. Sehingga wawasan, ilmu pengetahuan, teknologi, ketrampilan dan bahkan kecerdasan yang dimiliki berlandaskan dan berorientasi ke-ilahi-an.

Oleh karenanya institusi POMOSDA (Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa) dalam penyelenggaraan pendidikannya menggabungkan sistim pendidikan secara umum (menurut UU No 20 SISDIKNAS) dengan sistem Kepondokan yang sudah membudaya di Indonesia ini, khususnya Jawa.

Institusi POMOSDA didirikan oleh Bapak K.H. Mohammad Munawwar Afandi, yang berada dalam badan hukum Yayasan Lil Muqorrobien dengan akte notaris nomor : 05 Tanggal 22 Oktober 1995. Dan dalam yayasan ini bernaung pula PONDOK SUFI dan GERAKAN JAMAAH LIL-MUQORROBIN yang Cabang dan Rantingnya hampir merata ke seluruh tanah air.

Latar belakang pendirian

Secara ringkas berdirinya POMOSDA dilatar belakangi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Kualitas SDM sangat mempengarui kemajuan bangsa. Kualitas ini meliputi kualitas pribadi dalam keimanan dan ketaqwaan dalam pengertian yang sebenarnya dan kualitas penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sebagai sebuah upaya ikut memecahkan masalah yang dihadapi bangsa saat ini yaitu moralitas (dekadensi moral) yang cukup memprihatinkan.
2. Paradigma pendidikan yang menyekat Ilmu yang berbasis pengetahuan dan teknologi sebagai ilmu dunia dengan ilmu–ilmu yang berbasis agama diperlakukan sebagai ilmu akherat. Sedang sebenarnya sesuatu akan disebut sebagai ilmu akherat atau ilmu dunia adalah tergantung dari orientasi niat, tujuan dan peruntukkannya.
3. Ketertinggalan umat Islam pada umumnya dan pondok (pesantren) pada khususnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Eksplorasi dan Eksploitasi kekayaan alam bangsa Indonesia, yang tersedot keluar akibat tertinggalnya (terkalahkan) dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Program pendidikan yang memiliki sasaran capaian jiwa kemandirian. Dikarenakan tidak semua lulusan “berkesempatan” untuk ke jenjang yang lebih tinggi.
6. POMOSDA melalui program terpadu dalam “kesatuan sistem pondok dan sistem madrasah dengan dasar ke-ilahi-an dipandang sebagai referensi yang sifatnya Mutlak” turut berpartisipasi dalam program pendidikan nasional untuk meningkatkan mutu/kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa dengan berkemampuan dalam Iilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki vokasional skill (ketrampilan/kecakapan hidup).

Tujuan Pendirian

1. Mewujudkan sumber pendidikan, penyiaran dan pengajaran Islam yang seluas-luasnya demi li I’ilaai Kalimatillah.
2. Menyiapkan generasi yang al-arif billah, generasi yang cakap dan luas serta tinggi kepahamannya tentang Islam, rajin beramal dan berbakti kepada masyarakat berdasarkan taqwa, untuk menjadi anggota masyarakat yang berilmu, beramal dan bertaqwa sebagai sumber daya baldatun toyyibatun wa Robbun ghaffur.
3. Mengoptimalkan potensi pikir dengan meningkatkan pengetahuan peserta didik agar dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; serta meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya.
4. Membekali kecakapan hidup. Mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas dan berkompetensi, dengan mengoptimalkan pemanfaatan, sumber daya alam dan lingkungan.
5. Persiapan genersi mandiri, pencipta lapangan kerja dengan bekal ketrampilan, skill dan keahlian sesuai dengan bidangnya serta mengembangkan sikap profesional.
6. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan / atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan / atau menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bernafaskan Islam.

Visi

Mewujudkan kesadaran Ilaahi pada diri siswa (peserta didik) sehingga berilmu, beramal dan bertaqwa, terdidik dan berbudaya dengan makna dan nilai yang terwujud dalam aksi nyata, sehingga menjadi siswa yang memiliki keindahan moral, berakhlak mulia dan memiliki kompetensi sesuai dengan minat bakatnya.
Misi

1. Menumbuh kembangkan Ketaqwaan kepada Dzat Yang allah Asmanya.
2. Menumbuh kembangkan Kekuatan analysys Peserta Didik.
3. Menumbuh kembangkan kekuatan komunikasi dalam berhubungan dengan sesama.
4. Menumbuh kembangkan jiwa kemandirian yang bertanggung jawab.

Prinsip Arahan (Guidance Principal) Kurikulum

* Belajar sepanjang hayat. sebagai hamba yang al-faqir (=hamba yang selalu merasa tidak bisa apa-apa dan tidak ada apanya), sebagai kebutuhan live skill untuk berkompetensi yaitu berpengetahuan, memiliki ketrampilan, dan nilai-nilai dasar untuk dapatnya melakukan sesuatu, dengan berilmu, beramal dan bertaqwa.
* Terbentuknya moral dan mental yang Ilahiyah. Bermoral, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, sopan dan santun, disiplin “siapa yang mengetahui akan jati diri (manusia)nya maka akan mengetahui tuhannya”, dimana segala aktifitasnya dapat meraih nilai atau makna yang sesungguhnya sebagai hamba Ulul Albab. Yaitu hamba yang disemua aktifitas hidupnya, usaha dan ikhtiyarnya, kerja kerasnya selalu menjaga batin (hati) untuk tidak mudah melupai “Keberadaan Tuhan” dengan “ilmu” Dzikir (Ingatnya hati kepada Diri Zat Al-Ghaib, Yang Allah NamaNya).
* Terwujudnya masyarakat/umat yang adil dan pilihan yaitu hamba yang menempatkan diri dengan keyakinan –butiran iman- yang akan menumbuhkan kesadaran bahwa yang dipilih menjadi hamba Tuhan adalah hamba yang pandai mengadili diri sendiri. “ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang menjadikan seseorang mengetahui akan aib mencintai (jw. Kumantil) dunia dan hal ikhwalnya serta mengetahui bencananya amal”

Landasan Operasional

Landasan Oprasional POMOSDA adalah Risalah Qoidah sebagai pedoman baku, untuk difahami dihayati dan diamalkan yaitu:

* Qaidah 1

“Sokongan dan bantuan dari lain orang, baru diterima jika tidak mengikat lahir ataupun batin dan capailah rasa jiwa “hurriyah tammah” (=jiwa yang merdeka sejati). Menggantungkan diri kepada lain orang dijauhi benar-benar, ingatlah Yadul ulya aula min yadissufla artinya: “Tangan yang diatas itu lebih mulya dari tangan yang dibawah”. Tegasnya memberi itu lebih mulya dari pada meminta.

* Qaidah 2

Pimpinan pendidikan yang ditakuti harus dijauhi, yakni sedapat mungkin jangan dijalankan, sedang pimpinan yang dicintai dibiasakan. Ingatlah: pengaruh pendidikan berdasarkan mahabbah (= kecintaan) itu lebih besar dan lebih mendalam dari pada pengaruh pendidikan yang pimpinannya ditakuti. Oleh karenanya maka: “Rasa kekeluargaan diperkokoh dan dipererat”.

* Qaidah 3

Guna memperdalamkan bekas dan pengaruh tarbiyah (= pendidikan) serta mempererat rasa dan tali kekeluargaan (disamping mengadakan penyiaran Islam dengan bermacam-macam cara umpamanya mengadakan madrasah-madrasah dan sebagainya dimana pendidik dan pihak yang dididik atau guru dengan murid, hanya mempunyai kesempatan bergaul di kelas saja), harus dipentingkan dan diutamakan juga adanya tarbiyah cara pondok, dimana Kyai dengan santrinya atau guru dengan muridnya, siang dan malam dapat bergaul dengan rapatnya”.

* Qaidah 4

Kita harus berusaha sekuat-kuatnya dapat menjalankan amal atas niatan “Lii’lai kalimatillah” artinya menegakkan kalimat Allah semata-mata, berdasar Lillah artinya : karena Allah, dengan tak usah dan tak perlu kita melupakan soal keduniawian kita, karena pekerjaan yang didasarkan atas niatan yang luhur dan suci, berarti juga kemakmuran soal keduniawian, dan pada hakekatnya pekerjaan yang berdasarkan niatan yang demikian itu tentu menjamin kebahagiaan dunia akherat.

Maka dari itu:

“Pendidikan yang kita adakan, kita jalankan untuk Allah, menurut Allah, dijalan Allah, dan karena Allah. Setiap Ro’ (pendidik) mesti merasa kita bertanggung jawab terhadap diri pribadi, masyarakat dan yang terpenting terhadap Tuhan.

* Qaidah 5

Cara berbelanja sendiri zelfbedruipings system sedapat mungkin harus diadakan, agar dapat terlepas dari rasa menggantungkan diri kepada pertolongan lain orang. Tetapi bekerja dalam lapangan pendidikan yang suci (agama) dengan “faham buruh” harus dilemparkan jauh-jauh, agar karunia Allah terlimpah sebanyak-banyaknya, dan agar diri kita lambat laun dapat mencapai pengabdian yang sempurna. Menjadi :

Adakanlah cara berbelanja sendiri tetapi jagalah juga, jangan sampai cara itu dapat menyebabkan jauhnya apa yang kita kejar yaitu: mengabdi kepada Allah dengan pengabdian yang sejati murni.

Kerjakanlah hal itu, kebahagiaan dunia dan akherat terjamin sepenuhnya.

* Qaidah 6 (Qaiah Perjanjian)

Barang-barang yang diserahkan oleh almarhum Kyai Hasan ‘Ulama dan para ahli warisnya kepada Pesantren Takeran yang mulai tahun 1362 H untuk dipergunakan sesuai dengan maksud penyerahan barang tersebut, dan kembali menjadi hak milik ahli waris almarhum itu, bilamana :

*
o a. Pesantren bubar.
b. Barang-barang itu tidak dipergunakan lagi oleh Pesantren.

Barang-barang tersebut diterangkan satu persatu didalam daftar inventaris yang dipegang oleh yang mempunyai hak milik barang-barang itu dan dipegang oleh Pesantren.

Selain dari pada itu, ketentuan milik Pesantren sendiri diatur sebaik-baiknya agar dapat terpelindungi dengan secukupnya.

Aturlah ketentuan barang-barang hak milik Pesantren sendiri dan orang-orang yang mendermakan barang-barangnya kepada Pesantren, agar kehalalan milik dalam Pesantren terpelihara secukupnya.

* Qaidah 7 (Qaidah perjanjian).

Perjanjian-perjanjian tersebut dalam Qaidah 6 itu berlaku juga buat lain-lain orang yang menyerahkan barang-barangnya kepada dan untuk Pesantren.

Tuntutlah (carilah) keridhaan lain orang agar kita dapat juga keridhaan Allah.

* Qaidah 8

Guna memelihara keluhuran dan kemurnian dasar jiwa Pesantren kita, janganlah kejadian segala peraturan Pesantren menyimpang dari qaidah-qaidah ini.

* Qaidah 9

Dengan sabar dan tawakkal, kita harus mencapai tingkat dan martabat rasa.

Pengorbanan yang kita berikan untuk mendidik diri pribadi dan masyarakat, harus kita berikan dengan ikhlas seikhlas-ikhlasnya hingga pemberian pengorbanan kita itu, tidak terasa lagi oleh kita karena orang yang ikhlas mengabdi dan berkorban untuk Allah dan karena Allah itu tentu tidak merasa lagi kalau ia berkorban dan berbakti tetapi kelahiran dan kebatinan (segala gerak dan geriknya) orang yang demikian itu dimana saja dan pada waktu apa saja tentu berfaedah dan bermanfaat kepada lain orang (masyarakat).

Tata Nilai

* Nilai beragama

Pernyataan kesaksian terhadap atas Keberadaan Tuhan, Zat Al-Ghaib, Mutlak KeberadaanNya, Allah NamaNya tidak hanya didasarkan pada percaya bahwa Tuhan itu ada, namun pernyataan pembuktian Keberadaan Tuhan, Zat Al-Ghaib, Mutlak KeberadaanNya, Allah NamaNya hingga makrifat Billah. Karena hakekat Wahyu dari Allah kepada Nabi SAW adalah perihal Tauhid, tentang “Keberadaan Zat Al-Ghaib Yang Allah Nama-Nya” tersebut untuk dapatnya dikenali oleh hamba sehingga mengenalinya dengan sebenar-benarnya mengenal, dihayati dalam rasa hati (hati nurani) dimana saja dalam keadaan apa saja, dalam beraktivitas apa saja dan dalam kondisi dimana dan kapan saja.

* Nilai berdunia

Bekerja, rajin, terampil, profesional, berpengetahuan, dan hal-ikhwal berdunia lainnya, namun semua itu untuk memproses penafian diri dan me-Maha Sucikan Keberadaan Diri Zat Al-Ghaib Yang Allah NamaNya.

* Nilai Pendidikan

Mendidik diri pribadi dan orang lain bisanya makrifat billah. Kesadaran berpikirnya, kesadaran dalam merefleksikan diri, kesadaran dalam menentukan arah hidup dan masa depannya, adalah al-arif billah sehingga terbebaskan dari belenggu hawa nafsu, belenggu taghut yang selalu menawari manusia dengan pandangan-pandangan baik sebenarnya sama sekali tidak sejalan dengan Kehendak Tuhan.

Lingkup program

* Membuat model sekolah dari tingkat prasekolah sampai tingkat perguruan tinggi dengan penyertaan nama POMOSDA (Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa) yaitu: TK POMOSDA, SMP/MTs POMOSDA, MA/SMU POMOSDA dan STT POMOSDA.
* Program pelayanan masyarakat dengan menyelenggarakan program kemandirian program pendidikan dan pelatihan kerja BLK POMOSDA dan LPK POMOSDA.
* Proses pembelajaran untuk tingkat SMP dan SMU merupakan program terpadu kesatuan system pondok dan system madrasah/sekolah yaitu dengan semua siswa/siswi/santri berasrama, mengintegrasikan model pendidikan keluarga, pendidikan lingkungan, pendidikan diri sendiri serta pendidikan regular.
* Melaksanakan program minat dan bakat ketrampilan/vokasional skill bagi siswa/santri.
* Melaksanakan program pemahaman, pengkajian, pendalaman dan pelaksanaan serta penghayatan beragama dengan melakukan kajian tasawuf, filsafat, fiqih, akidah dan akhlaq.
* Program kegiatan anak asuh dari siswa/santri orang tua kurang mampu.

Program Kompetensi Pembelajaran

* Program peningkatan penguasaan materi mata pelajaran / mata kuliah
* Program pembentukan dan menumbuh kembangkan kesadaran beragama peningkatan dan pendalaman serta pengamalann IMTAQ
* Program pembinaan kesiswaan/kepondokan dan kemahasiswaan.
* Program pengkayaan metodologi belajar, pengkayaan pengalaman belajar.
* Program penguasaan bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa.
* Program pengembangan minat dan bakat dengan program vokasional skill.
* Ketrampilan komputer program software dan hardware.
* LPK POMOSDA merupakan program pendidikan dan ketrampilan dengan program jasa: Install program, pengetikan, sablon dan rental.
* BLK POMOSDA merupakan program yang diorientasikan kepada siswa/siswi atau santri tingkat SMP dan SMU dalam program pengembangan minat dan bakat ketrampilan: Komputer hardware dan software; elektro; menjahit; pertanian, peternakan dan perikanan; system keuangan; administrasi; dan otomotif.

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Belajar dari kesalahan, mengendalikan diri dan menerima kekurangan orang lain adalah hal besar yang perlu dipelajari. Teruslah Berkarya dan Anggap Suatu Masalah Sebuah Seni Kehidupan. Djanggan Cahya Buana, 21 Desember.

Artikel

Berpikir dan Berjiwa Besar Percaya Anda dapat berhasil, Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang, Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil. Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar. Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil.