Pages

Kamis, 18 Oktober 2012

Peluang Usaha Rental Komputer


tips membuka usaha rental komputerMeskipun membuka usaha rental komputer tidak lagi potensial seperti beberapa tahun yang lalu, namun usaha rental komputer masih memberikan janji yang cukup manis bagi siapa saja yang cerdas memanfaatkan peluang dan serius mengelola usahanya.
Usaha rental komputer ini modal awalnya antara 10-15 juta bisa dimulai dari rumah apalagi jika lokasi rumah anda berdekatan dengan kampus.
Berikut tips membuka usaha rental komputer yang bisa dicoba untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
1.  Memilih Lokasi Strategis
Dunia pengetikan dengan komputer lekat dengan image pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu, carilah lokasi usaha yang dekat dengan sekolah dan/atau perguruan tinggi.
Meskipun komputer pribadi dan laptop sudah menjamur keberadaannya di kalangan para mahasiswa maupun pelajar, masih ada sebagian dari mereka yang tidak memiliki barang kelas menengah itu. Rental pun bisa jadi diperlukan para pemilik PC atau laptop, saat barang yang mereka miliki rusak atau tidak terbawa.
2.  Komputer Yang Berkualitas
Pastikan anda menyediakan komputer, printer, scanner, dan alat-alat pendukung lain yang memiliki kualitas tinggi. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan dari konsumen; karena dengan fasilitas bagus mereka akan mendapatkan hasil yang berkualitas pula.
3.  Fasilitas Internet
Anda bisa menambahkan fasilitas internet di usaha rental komputer anda. Dengan demikian, konsumen akan terbantu saat harus mencari informasi kala mengetik tugas atau laporan di warung rental anda. Tentang biaya, anda bisa mengkalkulasi apakah internet bisa gratis atau tidak.
4.  Promosi
Ini adalah hal wajib yang harus dilakukan ketika anda ingin membuka usaha rental komputer. Ciptakan cara promosi yang efektif dari mulut ke mulut, poster, brosur, serta alat promosi lainnya. Anda bisa juga memberikan penawaran berupa bonus bagi beberapa pelanggan pertama anda.
5.  Mau Terus Belajar
Sempatkan waktu untuk mengunjungi usaha rental yang telah sukses.  Anda bisa ‘Curi’ ilmu dari mereka tentang bagaimana mengelola usaha  rental komputer yang baik.
Read More..

Mari Memulai Usaha Bisnis Kreatif


usaha bisnis kreatif
Memulai Usaha: Di jaman yang serba sulit ini memang membuat banyak orang menjadi nekat, bagi mereka yang masih berpikir sehat kondisi ini membuat mereka menjadi kreatif. Ketika langkah untuk memulai usaha atau memulai sebuah bisnis terhalang oleh keadaan seperti masalah modal, marilah kita berpikir untuk memulai sebuah usaha atau bisnis kreatif dengan modal kecil.
Berikut ini adalah beberapa contoh usaha bisnis kreatif, tidak hanya mendatangkan penghasilan tambahan, tapi juga telah menjadi usaha bisnis utama penopang ekonomi keluarga.
Ojek Profesional – Go Jek: Usaha ini dasarnya adalah ojek, tapi berbeda dengan ojek pada umumnya, Go Jek dikelola secara professional, kru-nya berseragam, mirip taxi. Selain mempunyai pool, jasa antar Go Jek juga mempunyai call center, alias bisa dipesan lewat panggilan telepon atau SMS. Selain jasa antar jemput, Go Jek juga mempunyai layanan lain seperti jasa belanja, pelanggan bisa meminta kru Go Jek untuk berbelanja sesuai dengan daftar barang yang sudah disusun pelanggan, ada juga jasa kurir antar jemput barang (semacam titipan kilat) dan jasa lainnya. Walaupun wilayah pelayanannya masih terbatas, tapi sangat jelas usaha ini sangat kreatif, informasi lebih jelas mengenai Go Jek dapat dilihat di web site-nya 
Usaha Cuci Helm : Semakin banyaknya populasi sepeda motor membuat banyak orang memulai usaha bisnis cuci steam motor, termasuk salah satu usaha modal kecil sebab dengan modal sedikit ruang di emperan rumah dan sebuah pompa air diesel berukuran kecil kita sudah bisa memulai usaha bisnis cuci steam motor. Namun ditengah maraknya orang yang memulai usaha bisnis cuci steam motor, ada orang-orang kreatif yang jeli melihat peluang dan menciptakan jenis usaha baru, yaitu usaha cuci helm atau laundry helm, sangat sederhana memang, tapi usaha ini dapat dikatakan kreatif.
Usaha Salon Kambing: Sepertinya ini yang paling aneh, tapi tentu saja usaha bisnis ini lahir dari orang yang jeli melihat peluang usaha di lingkungan sekitar. Di daerah Jawa Tengah tepatnya di Temanggung banyak terdapat usaha ternak kambing domba, keadaan ini tampaknya yang melahirkan ide untuk memulai usaha bisnis salon kambing.
Masih banyak contoh usaha bisnis yang tergolong usaha kecil kreatif, sekali lagi bisa jadi usaha jenis ini tidak hanya mendatangkan penghasilan tambahan tetapi sudah menjadi usaha bisnis utama para pelakunya. Yang penting adalah berpikir kreatif, lihat peluang yang ada dan mari kita memulai usaha bisnis kita sendiri.
Read More..

Selasa, 04 September 2012

Membentuk Pribadi yang Tegar


Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi pribadi yang tegar dan tidak mudah menyerah. Sebenarnya, tidak sulit untuk mewujudkan hal tersebut

Dalam sebuah dongeng klasik Jerman, alkisah ada seorang anak laki-laki bernama Hans yang rela menukar emas yang dimilikinya dengan seekor keledai. Tidak lama kemudian, keledai itu ditukar lagi oleh Hans dengan seekor sapi, yang lalu ditukarnya lagi dengan seekor babi. Tidak selesai di sini, Hans kemudian menukar babinya dengan angsa, dan angsa ditukar dengan batu, yang akhirnya dicemplungkan ke dalam sumur.

Meski kehilangan harta bendanya, di akhir cerita, Hans digambarkan merasa bahagia karena ia tidak harus membawa apa pun yang memberatkan dirinya.

Mendengar cerita itu, kita mungkin berpikir: betapa bodohnya Hans yang membiarkan dirinya kehilangan harta benda. Namun, terlepas dari "kebodohan" Hans, di balik kisah ini ada satu pelajaran yang positif: meski pun melakukan kesalahan demi kesalahan, Hans tetap sanggup merasa bahagia karena ia dapat menerima kesalahannya dan mengambil sisi positif dari kesalahan tersebut.

Manusia Tahan Banting. Individu seperti Hans, dalam istilah psikologi disebut resilient type person atau individu tipe elastis yang memiliki sifat tahan banting dan tidak mudah hancur saat mendapat tekanan kuat dalam kehidupan.

Dalam kehidupan nyata, individu berkarakter seperti Hans bisa ditemukan. Misalnya, pada sebuah penelitian di Hawaii terhadap 210 anak-anak dari keluarga miskin dan sengsara - sebab mengalami child abuse - ditemukan bahwa 1/3 dari jumlah responden tumbuh menjadi manusia yang berprestasi, optimis dan penuh kasih sayang, sehingga meraih keberhasilan dalam hidup.

Para peneliti mencari tahu, apa yang membedakan 1/3 responden yang berhasil tersebut dengan 2/3 responden yang tetap berada dalam kemiskinan dan sengsara. Ditemukan fakta, anak-anak yang tetap kuat melewati segala ujian di dalam hidupnya, ternyata adalah anak-anak yang memiliki seseorang di luar dirinya, yang begitu menyayangi dan dapat diandalkan, baik itu sosok kakek, tetangga, atau guru di sekolah. Para ahli lalu menyimpulkan, agar bisa survive dalam hidup dan meraih kebahagiaan, setiap anak membutuhkan sedikitnya satu orang manusia yang memiliki kepedulian yang dalam kepadanya.

Hasil penelitian berikutnya menyebutkan, bahwa jika seorang anak, sejak di dalam kandungan, telah memiliki hubungan yang kuat dan aman dengan ibunya, ayahnya atau keduanya, maka benih-benih untuk menjadi individu yang kuat dan tegar akan terbentuk di dalam diri anak tersebut, dan akan dibawanya sampai lahir.

Memberi anak kasih sayang, memerhatikan kemajuan yang dicapainya, mendukung segala kemampuannya dan tetap mencintainya meski pun ia berbuat kesalahan atau memiliki kekurangan, akan membuat anak kuat dan sanggup bertahan dalam hidupnya.

Psikolog dan penulis Katharina Zimmer, menyebut cara merawat anak seperti itu dengan sebutan “cara mendidik menurut model kekuatan dan kepercayaan”. Menurut Zimmer, "Model cara mendidik yang berlawanan dengan model ini adalah “cara mendidik menurut model defisit”, dimana orangtua selalu melihat dan memfokuskan diri pada kelemahan dan kekurangan anak."
Read More..

Kamis, 09 Agustus 2012

ASAL KATA SUFI


Tidak mengherankan kalau kata sufi dan tasawuf dikaitkan dengan kata-kata Arab yang mengandung arti suci. Penulis-penulis banyak mengaitkannya dengan kata:

1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang yang disucikan. Dan memang, kaum sufi banyak berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak melaksanakan ibadat, terutama salat dan puasa.

2. Saf (baris). Yang dimaksud saf di sini ialah baris pertama dalam salat di mesjid. Saf pertama ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke mesjid dan banyak membaca ayat-ayat al-Qur'an dan berdzikir sebelum waktu salat datang. Orang-orang seperti ini adalah yang berusaha membersihkan diri dan dekat dengan Tuhan.

3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi ke Madinah dengan meninggalkan harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskin, tinggal di Mesjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah, (pelana) sebagai bantal. Ahl al-Suffah, sungguhpun tak mempunyai apa-apa, berhati baik serta mulia dan tidak mementingkan dunia. Inilah pula sifat-sifat kaum sufi.

4. Sophos (bahasa Yunani yang masuk kedalam filsafat Islam) yang berarti hikmat, dan kaum sufi pula yang tahu hikmat. Pendapat ini memang banyak yang menolak, karena kata sophos telah masuk kedalam kata falsafat dalam bahasa Arab, dan ditulis dengan sin dan bukan dengan shad seperti yang terdapat dalam kata tasawuf.

5. Suf (kain wol). Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan kesederhanaan serta kemiskinan dan kejauhan dari dunia.

Diantara semua pendapat itu, pendapat terakhir inilah yang banyak diterima sebagai asal kata sufi. Jadi, sufi adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari dunia materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani. Orang yang pertama memakai kata sufi kelihatannya Abu Hasyim al-Kufi di Irak (w.150 H).

ASAL-USUL TASAWUF

Karena tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar.

Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari dunia ramai, walaupun untuk sementara, berhati baik, pemurah dan suka menolong.

Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke dunia materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci itu menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci. Untuk itu ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada fllsafat serta ilmu pengetahuan dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi juga demikian. Roh yang masuk ke dalam janin di kandungan ibu berasal dari alam rohani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh hawa nafsu yang terdapat dalam tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan Yang Maha Suci, roh yang telah kotor itu dibersihkan dulu melalui ibadat yang banyak.

Masih dari filsafat Yunani, pengaruh itu dikaitkan dengan filsafat emanasi Plotinus. Roh memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia berpendapat bahwa roh yang masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat kembali ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha membersihkan diri melalui reinkarnasi. Kalau sudah bersih, ia dapat mendekatkan diri dengan Tuhan sampai ke tingkat bersatu dengan Dia di bumi ini.

Paham penyucian diri melalui reinkarnasi tak terdapat dalam ajaran tasawuf. Paham itu memang bertentangan dengan ajaran al-Qur'an bahwa roh, sesudah tubuh mati tidak akan kembali ke hidup serupa di bumi. Sesudah bercerai dengan tubuh, roh pergi ke alam barzah menunggu datangnya hari perhitungan. Tapi, konsep Plotinus tentang bersatunya roh dengan Tuhan di dunia ini, memang terdapat dalam tasawuf Islam.

Dari agama Buddha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat dicapai dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri. Ajaran menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangkan pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad, yaitu persatuan roh manusia dengan roh Tuhan.

Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen datang lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang terdahulu adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti-bukti historis. Dalam kaitan ini timbul pertanyaan: sekiranya ajaran-ajaran tersebut diatas tidak ada, tidakkah mungkin tasawuf timbul dari dalam diri Islam sendiri?

Hakekat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut al-Qur'an dan Hadits. Ayat 186 dari surat al-Baqarah mengatakan, "Jika hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika Aku dipanggil."

Kaum sufi mengartikan do'a disini bukan berdo'a, tetapi berseru, agar Tuhan mengabulkan seruannya untuk melihat Tuhan dan berada dekat kepada-Nya. Dengan kata lain, ia berseru agar Tuhan membuka hijab dan menampakkan diri-Nya kepada yang berseru. Tentang dekatnya Tuhan, digambarkan oleh ayat berikut, "Timur dan Barat kepunyaan Tuhan, maka kemana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan" (QS. al-Baqarah 115). Ayat ini mengandung arti bahwa dimana saja Tuhan dapat dijumpai. Tuhan dekat dan sufi tak perlu pergi jauh, untuk menjumpainya.

Ayat berikut menggambarkan lebih lanjut betapa dekatnya Tuhan dengan manusia, "Telah Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Dan Kami lebih dekat dengan manusia daripada pembuluh darah yang ada di lehernya (QS. Qaf 16). Ayat ini menggambarkan Tuhan berada bukan diluar diri manusia, tetapi di dalam diri manusia sendiri. Karena itu hadis mengatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya."

Untuk mencari Tuhan, sufi tak perlu pergi jauh; cukup ia masuk kedalam dirinya dan Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Dalam konteks inilah ayat berikut dipahami kaum sufi, "Bukanlah kamu yang membunuh mereka, tapi Allah-lah yang membunuh dan bukanlah engkau yang melontarkan ketika engkau lontarkan (pasir) tapi Allah-lah yang melontarkannya (QS. al-Anfal 17).

Disini, sufi melihat persatuan manusia dengan Tuhan. Perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan. Bahwa Tuhan dekat bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada makhluk lain sebagaimana dijelaskan hadis berikut, "Pada mulanya Aku adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal. Maka Kuciptakan makhluk, dan melalui mereka Aku-pun dikenal."

Disini terdapat paham bahwa Tuhan dan makhluk bersatu, dan bukan manusia saja yang bersatu dengan Tuhan. Kalau ayat-ayat diatas mengandung arti ittihad, persatuan manusia dengan Tuhan, hadits terakhir ini mengandung konsep wahdat al-wujud, kesatuan wujud makhluk dengan Tuhan.

Demikianlah ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi menggambarkan betapa dekatnya Tuhan kepada manusia dan juga kepada makhluk-Nya yang lain. Gambaran serupa ini tidak memerlukan pengaruh dari luar agar seorang muslim dapat merasakan kedekatan Tuhan itu. Dengan khusuk dan banyak beribadat ia akan merasakan kedekatan Tuhan, lalu melihat Tuhan dengan mata hatinya dan akhirnya mengalami persatuan rohnya dengan roh Tuhan; dan inilah hakikat tasawuf.

JALAN PENDEKATAN DIRI KEPADA TUHAN

Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat melihat Tuhan dengan mata hati dan akhirnya bersatu dengan Tuhan demikian panjang dan penuh duri. Bertahun-tahun orang harus menempuh jalan yang sulit itu. Karena itu hanya sedikit sekali orang yang bisa sampai puncak tujuan tasawuf. Jalan itu disebut tariqah (bahasa Arab), dan dari sinilah berasal kata tarekat dalam bahasa Indonesia. Jalan itu, yang intinya adalah penyucian diri, dibagi kaum sufi ke dalam stasion-stasion yang dalam bahasa Arab disebut maqamat -tempat seorang calon sufi menunggu sambil berusaha keras untuk membersihkan diri agar dapat melanjutkan perjalanan ke stasion berikutnya. Sebagaimana telah di sebut diatas penyucian diri diusahakan melalui ibadat, terutama puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir. Maka, seorang calon sufi banyak melaksanakan ibadat. Tujuan semua ibadat dalam Islam ialah mendekatkan diri itu, terjadilah penyucian diri calon sufi secara berangsur.

Jelas kiranya bahwa usaha penyucian diri, langkah pertama yang harus dilakukan seseorang adalah tobat dari dosa-dosanya. Karena itu, stasion pertama dalam tasawuf adalah tobat. Pada mulanya seorang calon sufi harus tobat dari dosa-dosa besar yang dilakukannya Kalau ia telah berhasil dalam hal ini, ia akan tobat dari dosa-dosa kecil, kemudian dari perbuatan makruh dan selanjutnya dari perbuatan syubhat. Tobat yang dimaksud adalah taubah nasuha, yaitu tobat yang membuat orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi walau sekecil apapun. Jelaslah bahwa usaha ini memakan waktu panjang. Untuk memantapkan tobatnya ia pindah ke stasion kedua, yaitu zuhud. Di stasion ini ia menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir. Puasanya yang banyak membuat hawa nafsunya lemah, dan membuat ia tahan lapar dan dahaga. Ia makan dan minum hanya untuk mempertahankan kelanjutan hidup. Ia sedikit tidur dan banyak beribadat. Pakaiannyapun sederhana. Ia menjadi orang zahid dari dunia, orang yang tidak bisa lagi digoda oleh kesenangan dunia dan kelezatan materi. Yang dicarinya ialah kebahagiaan rohani, dan itu diperolehnya dalam berpuasa, melakukan shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir.

Kalau kesenangan dunia dan kelezatan materi tak bisa menggodanya lagi, ia keluar dari pengasingannya masuk kembali ke dunianya semula. Ia terus banyak berpuasa, melakukan shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir. Ia juga akan selalu naik haji. Sampailah ia ke stasion wara'. Di stasion ini ia dijauhkan Tuhan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Dalam literatur tasawuf disebut bahwa al-Muhasibi menolak makanan, karena di dalamnya terdapat syubhat. Bisyr al-Hafi tidak bisa mengulurkan tangan ke arah makanan yang berisi syubhat.

Dari stasion wara', ia pindah ke stasion faqr. Di stasion ini ia menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Bahkan ia tidak meminta sungguhpun ia tidak punya. Ia tidak meminta tapi tidak menolak pemberian Tuhan.

Setelah menjalani hidup kefakiran ia sampai ke stasion sabar. Ia sabar bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Tuhan yang berat dan menjauhi larangan-larangan Tuhan yang penuh godaan, tetapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang ditimpakan Tuhan kepadanya. Ia bukan hanya tidak meminta pertolongan dari Tuhan, bahkan ia tidak menunggu-nunggu datangnya pertolongan. Ia sabar menderita.

Selanjutnya ia pindah ke stasion tawakkal. Ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepada kehendak Tuhan. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini. Bahkan, sungguhpun tak ada padanya, ia selamanya merasa tenteram. Kendatipun ada padanya, ia tidak mau makan, karena ada orang yang lebih berhajat pada makanan dari padanya. Ia bersikap seperti telah mati.

Dari stasion tawakkal, ia meningkat ke stasion ridla. Dari stasion ini ia tidak menentang percobaan dari Tuhan bahkan ia menerima dengan senang hati. Ia tidak minta masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Tuhan. Di sini ia telah dekat sekali dengan Tuhan dan iapun sampai ke ambang pintu melihat Tuhan dengan hati nurani untuk selanjutnya bersatu dengan Tuhan.

Karena stasion-stasion tersebut di atas baru merupakan tempat penyucian diri bagi orang yang memasuki jalan tasawuf, ia sebenarnya belumlah menjadi sufi, tapi baru menjadi zahid atau calon sufi. Ia menjadi sufi setelah sampai ke stasion berikutnya dan memperoleh pengalaman-pengalaman tasawuf.

PENGALAMAN SUFI

Di masa awal perjalanannya, calon sufi dalam hubungannya dengan Tuhan dipengaruhi rasa takut atas dosa-dosa yang dilakukannya. Rasa takut itu kemudian berubah menjadi rasa waswas apakah tobatnya diterima Tuhan sehingga ia dapat meneruskan perjalanannya mendekati Tuhan. Lambat laun ia rasakan bahwa Tuhan bukanlah zat yang suka murka, tapi zat yang sayang dan kasih kepada hamba-Nya. Rasa takut hilang dan timbullah sebagai gantinya rasa cinta kepada Tuhan. Pada stasion ridla, rasa cinta kepada Tuhan bergelora dalam hatinya. Maka ia pun sampai ke stasion mahabbah, cinta Ilahi. Sufi memberikan arti mahabbah sebagai berikut, pertama, memeluk kepatuhan kepada Tuhan dan membenci sikap melawan kepada-Nya. Kedua, Menyerahkan seluruh diri kepada Yang Dikasihi. Ketiga, Mengosongkan hati dari segala-galanya, kecuali dari Diri Yang Dikasihi.

Mencintai Tuhan tidaklah dilarang dalam Islam, bahkan dalam al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang menggambarkan cinta Tuhan kepada hamba dan cinta hamba kepada Tuhan. Ayat 54 dari surat al-Maidah, "Allah akan mendatangkan suatu umat yang dicintai-Nya dan orang yang mencintai-Nya." Selanjutnya ayat 30 dari surat 'Ali Imran menyebutkan, "Katakanlah, jika kamu cinta kepada Tuhan, maka turutlah Aku, dan Allah akan mencintai kamu."

Hadits juga menggambarkan cinta itu, seperti yang berikut, "Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku melalui ibadat sehingga Aku cinta kepadanya. Orang yang Ku-cintai, Aku menjadi pendengaran, penglihatan dan tangannya."

Sufi yang masyhur dalam sejarah tasawuf dengan pengalaman cinta adalah seorang wanita bernama Rabi'ah al-'Adawiah (713-801 M) di Basrah. Cintanya yang dalam kepada Tuhan memalingkannya dari segala yang lain dari Tuhan. Dalam doanya, ia tidak meminta dijauhkan dari neraka dan pula tidak meminta dimasukkan ke surga. Yang ia pinta adalah dekat kepada Tuhan. Ia mengatakan, "Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka, bukan pula karena ingin masuk surga, tetapi aku mengabdi karena cintaku kepada-Nya." Ia bermunajat, "Tuhanku, jika kupuja Engkau karena takut kepada neraka, bakarlah mataku karena Engkau, janganlah sembunyikan keindahan-Mu yang kekal itu dari pandanganku."

Sewaktu malam telah sunyi ia berkata, "Tuhanku, bintang di langit telah gemerlapan, mata-mata telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikunci, tiap pecinta telah berduaan dengan yang dicintainya, dan inilah aku berada di hadirat-Mu." Ketika fajar menyingsing ia dengan rasa cemas mengucapkan, "Tuhanku, malam telah berlalu dan siang segera akan menampakkan diri. Aku gelisah, apakah Engkau terima aku sehingga aku bahagia, ataukah Engkau tolak sehingga aku merasa sedih. Demi keMahakuasaan-Mu inilah yang akan kulakukan selama Engkau beri hajat kepadaku. Sekiranya Engkau usir aku dari depan pintuMu, aku tidak akan bergerak, karena cintaku kepada-Mu telah memenuhi hatiku."

Pernah pula ia berkata, "Buah hatiku, hanya Engkaulah yang kukasihi. Beri ampunlah pembuat dosa yang datang ke hadiratMu, Engkau harapanku, kebahagiaan dari kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selain Engkau." Begitu penuh hatinya dengan rasa cinta kepada Tuhan, sehingga ketika orang bertanya kepadanya, apakah ia benci kepada setan, ia menjawab, "Cintaku kepada Tuhan tidak meninggalkan ruang kosong di dalam hatiku untuk benci setan."

Cinta tulus Rabi'ah al-'Adawiah kepada Tuhan, akhirnya dibalas Tuhan, dan ini tertera dari syairnya yang berikut:

Kucintai Engkau dengan dua cinta,
Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu,
Cinta karena diriku Membuat aku lupa
yang lain dan senantiasa menyebut nama-Mu,
Cinta kepada diri-Mu,
Membuat aku melihat Engkau karena Engkau bukakan hijab,
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu, Bagi-Mu-lah puji dan untuk itu semua.

Rabi'ah al-'Adawiah, telah sampai ke stasion sesudah mahabbah, yaitu ma'rifah. Ia telah melihat Tuhan dengan hati nuraninya. Ia telah sampai ke stasion yang menjadi idaman kaum sufi. Dengan kata lain, Rabi'ah al-'Adawiah telah benar-benar menjadi sufi.

Pengalaman ma'rifah, ditonjolkan oleh Zunnun al-Misri (w.860 M). Ma'rifah adalah anugerah Tuhan kepada sufi yang dengan ikhlas dan sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Karena cinta ikhlas dan suci itulah Tuhan mengungkapkan tabir dari pandangan sufi dan dengan terbukanya tabir itu sufi pun dapat menerima cahaya yang dipancarkan Tuhan dan sufi pun melihat keindahan-Nya yang abadi. Ketika Zunnun ditanya, bagaimana ia memperoleh ma'rifah, ia menjawab, "Aku melihat dan mengetahui Tuhan dengan Tuhan dan sekiranya tidak karena Tuhan aku tidak melihat dan tidak tahu Tuhan."

Yang dimaksud Zunnun ialah bahwa ia memperoleh ma'rifah karena kemurahan hati Tuhan. Sekiranya Tuhan tidak membukakan tabir dari mata hatinya, ia tidak akan dapat melihat Tuhan. Sebagaimana disebut dalam literatur tasawuf, sufi berusaha keras mendekatkan diri dari bawah dan Tuhan menurunkan rahmat-Nya dari atas. Juga dikatakan bahwa ma'rifah datang ketika cinta sufi dari bawah dibalas Tuhan dari atas.

Dalam hubungan dengan Tuhan, sufi memakai alat bukan akal yang berpusat di kepala, tapi qalb atau kalbu (jantung) yang berpusat di dada. Kalbu mempunyai tiga daya, pertama, daya untuk-mengetahui sifat-sifat Tuhan yang disebut qalb. Kedua, daya untuk mencintai Tuhan yang disebut ruh. Ketiga daya untuk melihat Tuhan yang disebutsirr.

Sirr adalah daya terpeka dari kalbu dan daya ini keluar setelah sufi berhasil menyucikan jiwanya sesuci-sucinya. Dalam bahasa sufi, jiwa tak ubahnya sebagai kaca, yang kalau senantiasa dibersihkan dan digosok akan mempunyai daya tangkap yang besar. Demikian juga jiwa, makin lama ia disucikan dengan ibadat yang banyak, makin suci ia dan makin besar daya tangkapnya, sehingga akhirnya dapat menangkap daya cemerlang yang dipancarkan Tuhan. Ketika itu sufi pun bergemilang dalam cahaya Tuhan dan dapat melihat rahasia-rahasia Tuhan. Karena itu al-Ghazali mengartikan ma'rifat, "Melihat rahasia-rahasia Tuhan dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada."

Kata ma'rifat memang mengandung arti pengetahuan. Maka, ma'rifat dalam tasawuf berarti pengetahuan yang diperoleh langsung dari Tuhan melalui kalbu. Pengetahuan ini disebut ilm ladunni. Ma'rifah berbeda dengan 'ilm. 'Ilm ini diperoleh melalui akal. Dalam pendapat al-Ghazali, pengetahuan yang diperoleh melalui kalbu, yaitu ma'rifah, lebih benar dari pengetahuan yang diperoleh melalui akal, yaitu 'ilm. Sebelum menempuh jalan tasawuf al-Ghazali diserang penyakit syak. Tapi, menurut al-Ghazali, setelah mencapai ma'rifah, keyakinannya untuk memperoleh kebenaran ternyata melalui tasawuf, bukan filsafat.

Lebih jauh mengenai ma'rifah dalam literatur tasawuf dijumpai ungkapan berikut, pertama, kalau mata yang terdapat di dalam hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup dan ketika itu yang dilihatnya hanya Allah. Kedua, ma'rifah adalah cermin. Kalau sufi melihat ke cermin itu yang akan dilihatnya hanyalah Allah. Ketiga, yang dilihat orang 'arif, baik sewaktu tidur maupun sewaktu bangun hanyalah Allah. Keempat, sekiranya ma'rifah mengambil bentuk materi, cahaya yang disinarkannya gelap. Semua orang yang memandangnya akan mati karena tak tahan melihat kecemerlangan dan keindahannya.

Tetapi sufi yang dapat menangkap cahaya ma'rifah dengan mata hatinya akan dipenuhi kalbunya dengan rasa cinta yang mendalam kepada Tuhan. Tidak mengherankan kalau sufi merasa tidak puas dengan stasion ma'rifah saja. Ia ingin berada lebih dekat lagi dengan Tuhan. Ia ingin mengalami persatuan dengan Tuhan, yang di dalam istilah tasawuf disebut ittihad.

Pengalaman ittihad ini ditonjolkan oleh Abu Yazid antara lain Bustami (w. 874 M). Ucapan-ucapan yang ditinggalkannya menunjukkan bahwa untuk mencapai ittihad diperlukan usaha yang keras dan waktu yang lama. Seseorang pernah bertanya kepada Abu Yazid tentang perjuangannya untuk mencapai ittihad. Ia menjawab, "Tiga tahun," sedang umurnya waktu itu telah lebih dari tujuh puluh tahun. Ia ingin mengatakan bahwa dalam usia tujuh puluh tahunlah ia baru sampai ke stasion ittihad.

Sebelum sampai ke ittihad, seorang sufi harus terlebih dahulu mengalami fana' dan baqa'. Yang dimaksud dengan fana' adalah hancur sedangkan baqa' berarti tinggal. Sesuatu didalam diri sufi akan fana atau hancur dan sesuatu yang lain akan baqa atau tinggal. Dalam literatur tasawuf disebutkan, orang yang fana dari kejahatan akan baqa (tinggal) ilmu dalam dirinya; orang yang fana dari maksiat akan baqa (tinggal) takwa dalam dirinya. Dengan demikian, yang tinggal dalam dirinya sifat-sifat yang baik. Sesuatu hilang dari diri sufi dan sesuatu yang lain akan timbul sebagai gantinya. Hilang kejahilan akan timbul ilmu. Hilang sifat buruk akan timbul sifat baik. Hilang maksiat akan timbul takwa.

Untuk sampai ke ittihad, sufi harus terlebih dahulu mengalami al-fana' 'an al-nafs, dalam arti lafdzi kehancuran jiwa. Yang dimaksud bukan hancurnya jiwa sufi menjadi tiada, tapi kehancurannya akan menimbulkan kesadaran sufi terhadap diri-Nya. Inilah yang disebut kaum sufi al-fana' 'an al-nafs wa al-baqa, bi 'l-Lah, dengan arti kesadaran tentang diri sendiri hancur dan timbullah kesadaran diri Tuhan. Di sini terjadilah ittihad, persatuan atau manunggal dengan Tuhan.

Mengenai fana', Abu Yazid mengatakan, "Aku mengetahui Tuhan melalui diriku hingga aku hancur, kemudian aku mengetahui-Nya melalui diri-Nya dan akupun hidup. Sedangkan mengenai fana dan baqa', ia mengungkapkan lagi, "Ia membuat aku gila pada diriku hingga aku mati. Kemudian Ia membuat aku gila kepada diri-Nya, dan akupun hidup." Lalu, diapun berkata lagi, "Gila pada diriku adalah fana' dan gila pada diri-Mu adalah baqa' (kelanjutan hidup)."

Dalam menjelaskan pengertian fana', al-Qusyairi menulis, "Fananya seseorang dari dirinya dan dari makhluk lain terjadi dengan hilangnya kesadaran tentang dirinya dan makhluk lain. Sebenarnya dirinya tetap ada, demikian pula makhluk lain, tetapi ia tak sadar lagi pada diri mereka dan pada dirinya. Kesadaran sufi tentang dirinya dan makhluk lain lenyap dan pergi ke dalam diri Tuhan dan terjadilah ittihad."

Ketika sampai ke ambang pintu ittihad dari sufi keluar ungkapan-ungkapan ganjil yang dalam istilah sufi disebut syatahat (ucapan teopatis). Syatahat yang diucapkan Abu Yazid, antara lain, sebagai berikut, "Manusia tobat dari dosanya, tetapi aku tidak. Aku hanya mengucapkan, tiada Tuhan selain Allah."

Abu Yazid tobat dengan lafadz syahadat demikian, karena lafadz itu menggambarkan Tuhan masih jauh dari sufi dan berada di belakang tabir. Abu Yazid ingin berada di hadirat Tuhan, berhadapan langsung dengan Tuhan dan mengatakan kepadaNya: Tiada Tuhan selain Engkau.

Dia juga mengucapkan, "Aku tidak heran melihat cintaku pada-Mu, karena aku hanyalah hamba yang hina. Tetapi aku heran melihat cinta-Mu padaku, karena Engkau adalah Raja Maha Kuasa."

Kara-kata ini menggambarkan bahwa cinta mendalam Abu Yazid telah dibalas Tuhan. Lalu, dia berkata lagi, "Aku tidak meminta dari Tuhan kecuali Tuhan."

Seperti halnya Rabi'ah yang tidak meminta surga dari Tuhan dan pula tidak meminta dijauhkan dari neraka dan yang dikehendakinya hanyalah berada dekat dan bersatu dengan Tuhan. Dalam mimpi ia bertanya, "Apa jalannya untuk sampai kepadaMu?"

Tuhan menjawab, "Tinggalkan dirimu dan datanglah." Akhirnya Abu Yazid dengan meninggalkan dirinya mengalami fana, baqa' dan ittihad.

Masalah ittihad, Abu Yazid menggambarkan dengan kata-kata berikut ini, "Pada suatu ketika aku dinaikkan kehadirat Tuhan dan Ia berkata, Abu Yazid, makhluk-Ku ingin melihat engkau. Aku menjawab, kekasih-Ku, aku tak ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, aku tak berdaya menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu, sehingga jika makhluk-Mu melihat aku, mereka akan berkata, telah kami lihat Engkau. Tetapi yang mereka lihat sebenarnya adalah Engkau, karena ketika itu aku tak ada di sana."

Dialog antara Abu Yazid dengan Tuhan ini menggambarkan bahwa ia dekat sekali dengan Tuhan. Godaan Tuhan untuk mengalihkan perhatian Abu Yazid ke makhluk-Nya ditolak Abu Yazid. Ia tetap meminta bersatu dengan Tuhan. Ini kelihatan dari kata-katanya, "Hiasilah aku dengan keesaan-Mu." Permintaan Abu Yazid dikabulkan Tuhan dan terjadilah persatuan, sebagaimana terungkap dari kata-kata berikut ini, "Abu Yazid, semuanya kecuali engkau adalah makhluk-Ku." Akupun berkata, aku adalah Engkau, Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau."

Dalam literatur tasawuf disebut bahwa dalam ittihad, yang satu memanggil yang lain dengan kata-kata: Ya ana (Hai aku). Hal ini juga dialami Abu Yazid, seperti kelihatan dalam ungkapan selanjutnya, "Dialog pun terputus, kata menjadi satu, bahkan seluruhnya menjadi satu. Maka Ia pun berkata kepadaku, "Hai Engkau, aku menjawab melalui diri-Nya "Hai Aku." Ia berkata kepadaku, "Engkaulah Yang Satu." Aku menjawab, "Akulah Yang Satu." Ia berkata lagi, "Engkau adalah Engkau." Aku menjawab: "Aku adalah Aku."

Yang penting diperhatikan dalam ungkapan diatas adalah kata-kata Abu Yazid "Aku menjawab melalui diriNya" (Fa qultu bihi). Kata-kata bihi -melalui diri-Nya- menggambarkan bersatunya Abu Yazid dengan Tuhan, rohnya telah melebur dalam diri Tuhan. Ia tidak ada lagi, yang ada hanyalah Tuhan. Maka yang mengatakan "Hai Aku Yang Satu" bukan Abu Yazid, tetapi Tuhan melalui Abu Yazid.

Dalam arti serupa inilah harus diartikan kata-kata yang diucapkan lidah sufi ketika berada dalam ittihad yaitu kata-kata yang pada lahirnya mengandung pengakuan sufi seolah-olah ia adalah Tuhan. Abu Yazid, seusai sembahyang subuh, mengeluarkan kata-kata, "Maha Suci Aku, Maha Suci Aku, Maha Besar Aku, Aku adalah Allah. Tiada Allah selain Aku, maka sembahlah Aku."

Dalam istilah sufi, kata-kata tersebut memang diucapkan lidah Abu Yazid, tetapi itu tidak berarti bahwa ia mengakui dirinya Tuhan. Mengakui dirinya Tuhan adalah dosa terbesar, dan sebagaimana dilihat pada permulaan makalah ini, agar dapat dekat kepada Tuhan, sufi haruslah bersih bukan dari dosa saja, tetapi juga dari syubhat. Maka dosa terbesar tersebut diatas akan membuat Abu Yazid jauh dari Tuhan dan tak dapat bersatu dengan Dia. Maka dalam pengertian sufi, kata-kata diatas betul keluar dari mulut Abu Yazid. Dengan kata lain, Tuhanlah yang mengaku diri-Nya Allah melalui lidah Abu Yazid. Karena itu dia pun mengatakan, "Pergilah, tidak ada di rumah ini selain Allah Yang Maha Kuasa. Di dalam jubah ini tidak ada selain Allah."

Yang mengucapkan kata-kata itu memang lidah Abu Yazid, tetapi itu tidak mengandung pengakuan Abu Yazid bahwa ia adalah Tuhan. Itu adalah kata-kata Tuhan yang diucapkan melalui lidah Abu Yazid.

Sufi lain yang mengalami persatuan dengan Tuhan adalah Husain Ibn Mansur al-Hallaj (858-922 M), yang berlainan nasibnya dengan Abu Yazid. Nasibnya malang karena dijatuhi hukuman bunuh, mayatnya dibakar dan debunya dibuang ke sungai Tigris. Hal ini karena dia mengatakan, "Ana 'l-Haqq (Akulah Yang Maha Benar).

Pengalaman persatuannya dengan Tuhan tidak disebut ittihad, tetapi hulul. Kalau Abu Yazid mengalami naik ke langit untuk bersatu dengan Tuhan, al-Hallaj mengalami persatuannya dengan Tuhan turun ke bumi. Dalam literatur tasawuf hulul diartikan, Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk bersemayam didalamnya dengan sifat-sifat ketuhanannya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dihancurkan.

Di sini terdapat juga konsep fana, yang dialami Abu Yazid dalam ittihad sebelum tercapai hulul. Menurut al-Hallaj, manusia mempunyai dua sifat dasar: nasut (kemanusiaan) dan lahut (ketuhanan). Demikian juga Tuhan mempunyai dua sifat dasar, lahut (ketuhanan) dan nasut (kemanusiaan). Landasan bahwa Tuhan dan manusia sama-sama mempunyai sifat diambil dari hadits yang menegaskan bahwa Tuhan menciptakan Adam sesuai dengan bentuk-Nya.

Hadits ini mengandung arti bahwa didalam diri Adam ada bentuk Tuhan dan itulah yang disebut lahut manusia. Sebaliknya didalam diri Tuhan terdapat bentuk Adam dan itulah yang disebut nasut Tuhan. Hal ini terlihat jelas pada syair al-Hallaj sebagai berikut:

Maha Suci Diri Yang Sifat kemanusiaan-Nya
Membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang
Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata
Dalam bentuk manusia yang makan dan minum

Dengan membersihkan diri malalui ibadat yang banyak dilakukan, nasut manusia lenyap dan muncullah lahut-nya dan ketika itulah nasut Tuhan turun bersemayam dalam diri sufi dan terjadilah hulul.

Hal itu digambarkan al-Hallaj dalam syair berikut ini:

Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku
Sebagaimana anggur disatukan dengan air suci
Jika Engkau disentuh, aku disentuhnya pula
Maka, ketika itu -dalam tiap hal- Engkau adalah aku.

Hulul juga digambarkan dalam syair berikut:

Aku adalah Dia yang kucintai
Dan Dia yang kucintai adalah aku,
Kami adalah dua jiwa yang menempati satu tubuh,

Jika Engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
Dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat Kami.

Ketika mengalami hulul yang digambarkan diatas itulah lidah al-Hallaj mengucapkan, "Ana 'l-Haqq (Akulah Yang Maha Benar). Tetapi sebagaimana halnya dengan Abu Yazid, ucapan itu tidak mengandung arti pengakuan al-Hallaj dirinya menjadi Tuhan. Kata-kata itu adalah kata-kata Tuhan yang Ia ucapkan melalui lidah al-Hallaj. Sufi yang bernasib malang ini mengatakan,

"Aku adalah rahasia Yang Maha Benar,
Yang Maha Benar bukanlah Aku,
Aku hanya satu dari yang benar,
Maka bedakanlah antara kami."

Syatahat atau kata-kata teofani sufi seperti itu membuat kaum syari'at menuduh sufi telah menyeleweng dari ajaran Islam dan menganggap tasawuf bertentangan dengan Islam. Kaum syari'at yang banyak terikat kepada formalitas ibadat, tidak menangkap pengalaman sufi yang mementingkan hakekat dan tujuan ibadat, yaitu mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.

Dalam sejarah Islam memang terkenal adanya pertentangan keras antara kaum syari'at dan kaum hakekat, gelar yang diberikan kepada kaum sufi. Pertentangan ini mereda setelah al-Ghazali datang dengan pengalamannya bahwa jalan sufilah yang dapat membawa orang kepada kebenaran yang menyakinkan. Al-Ghazali menghalalkan tasawuf sampai tingkat ma'rifah, sungguhpun ia tidak mengharamkan tingkat fana', baqa, dan ittihad. Ia tidak mengkafirkan Abu Yazid dan al-Hallaj, tapi mengkafirkan al-Farabi dan Ibn Sina.

Kalau filsafat, setelah kritik al-Ghazali dalam bukunya Tahafut al-Falasifah, tidak berkembang lagi di dunia Islam Sunni, tasawuf sebaliknya banyak diamalkan, bahkan oleh syariat sendiri. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah pengalaman persatuan manusia dengan Tuhan yang dibawa al-Bustami dalam ittihad dan al-Hallaj dalam hulul, Muhy al-Din Ibn 'Arabi (1165-1240) membawa ajaran kesatuan wujud makhluk dengan Tuhan dalam wahdat al-wujud.

Lahut dan nasut, yang bagi al-Hallaj merupakan dua hal yang berbeda, ia satukan menjadi dua aspek. Dalam pengalamannya, tiap makhluk mempunyai dua aspek. Aspek batin yang merupakan esensi, disebut al-haqq, dan aspek luar yang merupakan aksiden disebut al-khalq. Semua makhluk dalam aspek luarnya berbeda, tetapi dalam aspek batinnya satu, yaitu al-haqq. Wujud semuanya satu, yaitu wujud al-haqq.

Tuhan, sebagaimana disebut dalam Hadits yang telah dikutip pada permulaan, pada awalnya adalah "harta" tersembunyi, kemudian Ia ingin dikenal maka diciptakan-Nya makhluk, dan melalui makhluklah Ia dikenal. Maka, alam sebagai makhluk, adalah penampakan diri atau tajalli dari Tuhan. Alam sebagai cermin yang didalamnya terdapat gambar Tuhan. Dengan kata lain, alam adalah bayangan Tuhan. Sebagai bayangan, wujud alam tak akan ada tanpa wujud Tuhan. Wujud alam tergantung pada wujud Tuhan. Sebagai bayangan, wujud alam bersatu dengan wujud Tuhan dalam ajaran wahdat al-wujud.

Yang ada dalam alam ini kelihatannya banyak tetapi pada hakekatnya satu. Keadaan ini tak ubahnya sebagai orang yang melihat dirinya dalam beberapa cermin yang diletakkan di sekelilingnya. Di dalam tiap cermin, ia lihat dirinya. Di dalam cermin, dirinya kelihatan banyak, tetapi pada hakekatnya dirinya hanya satu. Yang lain dan yang banyak adalah bayangannya.

Oleh karena itu ada orang yang mengidentikkan ajaran wahdat al-wujud Ibn Arabi dengan panteisme dalam arti bahwa yang disebut Tuhan adalah alam semesta. Jelas bahwa Ibn Arabi tidak mengidentikkan alam dengan Tuhan. Bagi Ibn Arabi, sebagaimana halnya dengan sufi-sufi lainnya, Tuhan adalah transendental dan bukan imanen. Tuhan berada di luar dan bukan di dalam alam. Alam hanya merupakan penampakan diri atau tajalli dari Tuhan.

Ajaran wahdat al-wujud dengan tajalli Tuhan ini selanjutnya membawa pada ajaran al-Insan al-Kamil yang dikembangkan terutama oleh Abd al-Karim al-Jilli (1366-1428). Dalam pengalaman al-Jilli, tajalli atau penampakan diri Tuhan mengambil tiga tahap tanazul (turun), ahadiah, Huwiah dan Aniyah.

Pada tahap ahadiah, Tuhan dalam keabsolutannya baru keluar dari al-'ama, kabut kegelapan, tanpa nama dan sifat. Pada tahap hawiah nama dan sifat Tuhan telah muncul, tetapi masih dalam bentuk potensial. Pada tahap aniah, Tuhan menampakkan diri dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya pada makhluk-Nya. Di antara semua makhluk-Nya, pada diri manusia Ia menampakkan diri-Nya dengan segala sifat-Nya.

Sungguhpun manusia merupakan tajalli atau penampakan diri Tuhan yang paling sempurna diantara semua makhluk-Nya, tajalli-Nya tidak sama pada semua manusia. Tajalli Tuhan yang sempurna terdapat dalam Insan Kamil. Untuk mencapai tingkat Insan Kamil, sufi mesti mengadakan taraqqi (pendakian) melalui tiga tingkatan: bidayah, tawassut dan khitam.

Pada tingkat bidayah, sufi disinari oleh nama-nama Tuhan, dengan kata lain, pada sufi yang demikian, Tuhan menampakkan diri dalam nama-nama-Nya, seperti Pengasih, Penyayang dan sebagainya (tajalli fi al-asma). Pada tingkat tawassut, sufi disinari oleh sifat-sifat Tuhan, seperti hayat, ilmu, qudrat dll. Dan Tuhan ber-tajalli pada sufi demikian dengan sifat-sifat-Nya. Pada tingkat khitam, sufi disinari dzat Tuhan yang dengan demikian sufi tersebut ber-tajalli dengan dzat-Nya. Pada tingkat ini sufi pun menjadi Insan Kamil. Ia menjadi manusia sempurna, mempunyai sifat ketuhanan dan dalam dirinya terdapat bentuk (shurah) Allah. Dialah bayangan Tuhan yang sempurna. Dan dialah yang menjadi perantara antara manusia dan Tuhan. Insan Kamil terdapat dalam diri para Nabi dan para wali. Di antara semuanya, Insan Kamil yang tersempurna terdapat dalam diri Nabi Muhammad.

Demikianlah, tujuan sufi untuk berada sedekat mungkin dengan Tuhan akhirnya tercapai malalui ittihad serta hulul yang mengandung pengalaman persatuan roh manusia dengan roh Tuhan dan melalui wahdat al-wujud yang mengandung arti penampakan diri atau tajalli Tuhan yang sempurna dalam diri Insan Kamil.

Sementara itu tasawuf pada masa awal sejarahnya mengambil bentuk tarekat, dalam arti organisasi tasawuf, yang dibentuk oleh murid-murid atau pengikut-pengikut sufi besar untuk melestarikan ajaran gurunya. Di antara tarekat-tarekat besar yang terdapat di Indonesia adalah Qadiriah yang muncul pada abad ke-13 Masehi untuk melestarikan ajaran Syekh Abdul Qadir Jailani (w. 1166 M), Naqsyabandiah, muncul pada abad ke-14 bagi pengikut Bahauddin Naqsyabandi (w. 1415 M), Syattariah, pengikut Abdullah Syattar (w. 1415 M), dan Tijaniah yang muncul pada abad ke-19 di Marokko dan Aljazair. Tarekat-tarekat besar lain diantaranya adalah Bekhtasyiah di Turki, Sanusiah di Libia, Syadziliah di Marokko, Mesir dan Suria, Mawlawiah (Jalaluddin Rumi) di Turki, dan Rifa'iah di Irak, Suria dan Mesir.

Dalam tarekat, ajaran-ajaran sufi besar tersebut terkadang diselewengkan, sehingga tarekat menyimpang dari tujuan sebenarnya dari sufi untuk menyucikan diri dan berada dekat dengan Tuhan. Tarekat ada yang telah menyalahi ajaran dasar sufi dan syari'at Islam, sehingga timbullah pertentangan antara kaum syari'at dan kaum tarekat.

Sementara itu ada pula tarekat yang menekankan pentingnya kehidupan rohani dan mengabaikan kehidupan duniawi, dan disamping itu menekankan ajaran tawakal sufi, sehingga mengabaikan usaha. Dengan kata lain, yang dikembangkan tarekat adalah orientasi akhirat dan sikap tawakal.

Perlu ditegaskan bahwa sampai permulaan abad ke-20, tarekat mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat Islam. Karena pengaruh besar itu, orang-orang yang ingin mendapat dukungan dari masyarakat menjadi anggota tarekat. Di Turki Usmani, tentara menjadi anggota tarekat Bekhtasyi dan dalam perlawanan mereka terhadap pembaharuan yang diadakan sultan-sultan, mereka mendapat sokongan dari tarekat Bekhtasyi dan para ulama Turki.

Karena pengaruh besar dalam masyarakat itu orientasi akhirat dan sikap tawakal berkembang di kalangan umat Islam yang bekas-bekasnya masih ada pada kita sampai sekarang. Untuk itu tidak mengherankan kalau pemimpin-pemimpin pembaharuan dalam Islam seperti Jamaluddin Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan terutama Kamal Ataturk memandang tarekat sebagai salah satu faktor yang membawa kepada kemunduran umat Islam.

Dalam pada itu dunia dewasa ini dilanda oleh materialisme yang menimbulkan berbagai masalah sosial yang pelik. Banyak orang mengatakan bahwa dalam menghadapi meterialisme yang melanda dunia sekarang, perlu dihidupkan kembali spiritualisme. Disini tasawuf dengan ajaran kerohanian dan akhlak mulianya dapat memainkan peranan penting. Tetapi untuk itu yang perlu ditekankan tarekat dalam diri para pengikutnya adalah penyucian diri dan pembentukan akhlak mulia disamping kerohanian dengan tidak mengabaikan kehidupan keduniaan.

Pada akhir-akhir ini memang kelihatan gejala orang-orang di Barat yang bosan hidup kematerian lalu mencari hidup kerohanian di Timur. Ada yang pergi ke kerohanian dalam agama Buddha, ada ke kerohanian dalam agama Hindu dan tak sedikit pula yang mengikuti kerohanian dalam agama Islam, umpamanya aliran Subud di Jakarta.

Dalam hubungan itu kira-kira 30 tahun lalu, A.J. Arberry dalam bukunya Sufism menulis bahwa Muslim dan bukan Muslim adalah makhluk Tuhan yang satu. Oleh karena itu bukanlah tidak pada tempatnya bagi seorang Kristen untuk mempelajari ajaran-ajaran sufi yang telah meninggalkan pengaruh besar dalam kehidupan umat Islam dan bersama-sama dengan orang Islam menggali kembali ajaran-ajaran sufi yang akan dapat memenuhi kebutuhan orang yang mencari nilai-nilai kerohanian dan moral zaman yang penuh kegelapan dan tantangan seperti sekarang.

Read More..

Kamis, 19 Juli 2012

3 Cara Berpikir Orang Sukses


Semua ingin sekali menjadi orang yang sukses. Sebenarnya apa sih yang dibutuhkan agar sukses? Ternyata menurut Nathalia Sunaidi, seorang Hypnotherapist dan guru Hypnotheraphy di Nathalia Institute, orang yang sukses itu punya cara pikir dan respon yang beda terhadap situasi.

"Rumusnya mudah, events plus responses sama dengan outcomes. Intinya respon Anda menentukan hasil nantinya," jelas Nathalia dalam sesi Dove Secret Strength Camp, Hotel Padma, Bandung, Jawa Barat, Jum'at (13/7/2012), lalu. Ada tiga respon yang bisa Anda kendalikan dalam hidup Anda. Mulailah mengendalikan pikiran Anda, Image tentang Anda yang ada di kepala Anda, terkahir kata-kata yang Anda katakan.

Bisa saja orang mengatakan jika Anda tidak becus melakukan pekerjaan Anda. Bahwa Anda bodoh, bahwa anak TK juga bisa melakukan pekerjaan Anda dengan lebih baik. Tetapi respon Anda terhadap kritik itu yang menentukan hasilnya. Bila respon Anda malah jadi malas bekerja dan rendah diri, maka pekerjaannya makin jauh dari hasil yang diharapkan.

Nathalia memberi contoh sebuah kisah sukses penyanyi Elvis Presley, "Jika Elvis saat audisi mendengarkan produser saat itu yang mengatakan bahwa dia harus melupakan mimpinya menjadi penyanyi dan tetap menjadi supir truk. Saat ini dunia tak akan mengenal Elvis Presley," ceritanya memberi semangat.

"Bila Anda bisa merubah semua itu maka Anda akan menghasilkan performa yang luar biasa seperti yang Anda inginkan," saran Nathalia. Lebih Lanjut Nathalia menjelaskan cara melakukan perubahan tiga respon tersebut. "Caranya mulailah menggunakan self talk para orang sukses."

1. Hilangkan kata negatif

Cobalah untuk selalu menggunakan kalimat positif. Buang kalimat yang menggunakan kata jangan. Misal "Jangan malas bikin laporan." atau "Jangan nonton TV sampai larut malam." Sebagai gantinya. "Saya akan menyelesaikan laporan ini." atau "Saya akan nonton satu jam lalu tidur."

2. Buat deklarasi positif

"Banyak sekali dari kita yang mengeluarkan pernyataan yang tanpa sadar menjadi sugesti dan kenyataan dalam hidup kita, contohnya, saya tak akan mendapatkan lelaki yang saya inginkan atau saya tidak mampu membeli barang mahal. Nah, kejadian deh." Nathalia memberi contoh. Mulai sekarang, selalu bikin deklarasi positif seperti "Saya selalu beruntung." "Semua bisnis yang saya jalani menguntungkan."

3. Naikkan level vibrasi Anda

"Jika Anda mengatakan hal negatif pada self talk Anda, maka Anda sedang menurunkan level vibrasi Anda,"kata Nathalia. Mulailah mengatakan pada diri Anda hal-hal yang positif saja seperti: "Saya memutuskan untuk mendapatkan pasangan yang baik." atau "Saya sedang dalam proses menjadi sukses."

Read More..

Peminum Kopi Cenderung Lebih Sukses?


Kopi selalu menjadi teman kita untuk mengawali hari, atau daya berpikir kita mulai "meredup" di sore hari. Bila Anda termasuk orang yang selalu mengandalkan kopi untuk teman saat bekerja, coba baca hasil survei dari Nespresso ini. Kebiasaan ngopi ternyata bisa menunjukkan seberapa tingkat kesuksesan kita di tempat kerja.

Perusahaan pembuat mesin kopi ini sebelumnya melakukan survei terhadap 2.000 kalangan profesional di Inggris. Survei mengungkapkan beberapa fakta menarik seputar kebiasaan minum kopi. Lebih dari tiga perempat responden (77 persen) yang merupakan manajer golongan top dan senior ternyata lebih memilih kopi ketimbang teh saat bekerja. Orang-orang yang tergolong sangat ambisius (dengan tingkat ambisi 4 dan 5 dari skala 1-5) minum 1,5 cangkir kopi lebih banyak daripada yang dikategorikan kurang ambisius.

Namun alasan mereka memilih kopi ternyata tidak hanya itu. Kopi bagi mereka juga sangat berkaitan dengan status. Terbukti hampir separuh responden (45 persen) mengaku bahwa mereka menganggap kopi memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada teh.

Kemudian, responden diminta memilih deskripsi pekerjaan mereka yang disesuaikan dari 13 pilihan yang ada, darimanaging director hingga supporting role seperti petugas keamanan atau office boy. Dari sini, responden dikelompokkan ke dalam Top Management, Senior Management, Middle Management, Junior Level, dan karyawannon-office. Pengelompokan ini ditujukan agar para peneliti dapat menentukan responden yang memiliki penghasilan tertinggi.

Terlihat, 78 persen dari responden dengan gaji yang tinggi mengakui bahwa kopi sudah menjadi kebutuhan bagi mereka, agar mereka merasa lebih "tune in" dan lebih produktif sepanjang hari. Mereka cenderung memilih kopi dengan citarasa yang kuat, seperti espresso atau macchiato. Kedua jenis kopi ini lebih dipilih oleh dua pertiga dari responden yang berada di top management, dan tiga perempat responden yang tergolong "ambisius", ketimbang jenis kopi latte (dengan tambahan susu) dan cappuccino dengan taburan cokelat. Sebaliknya, jenis kopi panas dengan campuran susu lebih jadi favorit responden yang tergolong "kurang ambisius".

Nah, sekarang Anda mungkin tahu alasannya, mengapa meskipun sudah minum lima cangkir kopi sehari tetapi tidak naik-naik pangkat juga. Mungkin Anda terlalu banyak menambahkan susu ke dalam kopi Anda....

Read More..

Kenali Sisi Positif Stres


Selama ini, kita mungkin selalu membatasi hadirnya kata stres dalam hidup kita. Meskipun stres terkait erat dengan berbagai gangguan kesehatan, tetapi sebenarnya stres juga punya sisi positif, yakni membuat kita lebih tegar.

Menurut Jacob Teitelbaum, direktur medis pusat penyakit Fibromyalgia dan Fatigue Center and Chronicity di Amerika Serikat, stres juga merupakan salah satu pemicu energi dalam aktivitas sehari-hari. Asal kita dapat mengendalikannya dengan baik, stres akan memberi keuntungan bagi siapapun.

"Stres adalah hal yang sangat sehat, karena itu akan memberikan kita energi untuk hidup. Tanpa stres kita tak akan punya energi untuk melakukan aksi," kata Jacob

Lihat saja para "pemburu" adrenalin yang selalu mencari situasi stres untuk mendapatkan sensasi rasa tinggi dari emosi dan fisik. Situasi itu akan memicu respon "melawan atau pergi" yang merangsang pengeluaran kortisol dan adrenalin sehingga memicu energi dan meningkatkan imunitas.

Beberapa penelitian juga menyebutkan stres jangka pendek, misalnya saat kita menghadapi operasi, akan menyebabkan perubahan biologi dalam tubuh sehingga mempercepat proses penyembuhan. Stres juga diketahui akan meningkatkan kemampuan daya ingat.

"Tetapi saat stres menjadi berlebihan, dalam periode lama, serta tubuh kita tidak meresponnya dalam aktivitas fisik dan emosional, maka stres menjadi tidak sehat," kata Teitelbaum.

Pada intinya adalah keseimbangan. Pada takaran tertentu stres bukan hanya menyehatkan tapi juga penting. Ketika stres sudah berlebihan ia akan menjadi toksik pada tubuh dan pikiran.
Read More..

Sabtu, 23 Juni 2012

7 Gerakan untuk Mengendalikan Pikiran


Ketika panik, emosi, atau galau menyerang, yang dibutuhkan bukan hanya pelampiasan, melainkan juga cara untuk mengendalikan pikiran dan perasaan agar masalah cepat selesai.

1. Agar mudah ambil keputusan, lakukan angkat beban berat.
Fakta ini berdasarkan penelitian dari University of Amsterdam. Memegang benda apa pun yang berat dan besar akan membantu mengirimkan sinyal ke otak yang kemudian akan membuat kita kembali mempertimbangkan keputusan yang akan diambil. Mau dipraktikkan? Saat kita harus membuat keputusan penting, seperti putus dengan si dia atau tidak, cobalah menggenggam sebuah benda yang berat untuk menstimulus otak agar bisa fokus dalam berpikir, dan keputusan apa pun bisa segera diambil.

2. Untuk menentukan pilihan, cuci kedua tangan dengan sabun.
Belum lama ini sebuah penelitian di University of Michigan membuktikan bahwa mereka yang mencuci tangan lebih dulu sebelum mengambil suatu keputusan tidak akan ragu menentukan pilihan dibanding dengan mereka yang tidak mencuci tangan. Penelitian ini dilakukan pada mereka yang sedang dilanda dilema dan harus menentukan pilihan. Nah, ketika isi kepala kita sedang dipenuhi pertimbangan dari beberapa pilihan, gerakan cuci tangan bisa membantu kita melenyapkan keraguan. Menariknya lagi, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa cuci tangan juga bisa membantu membuang rasa sesal karena melakukan suatu kesalahan.

3. Agar terlihat percaya diri, duduklah dengan dua posisi tangan, satu di pinggir kursi, dan letakkan tangan satunya di punggung kursi. Kemudian silangkan kedua kaki.
Hasil studi North Western menunjukkan bahwa duduk dengan posisi seperti ini akan memancarkan rasa percaya diri, apalagi jika dilakukan di hadapan atasan atau klien. Posisi ini menunjukkan bahwa Anda sebagai lawan bicara memiliki kepribadian kuat. Tak hanya itu, hasil studi dari Colombia University dan Harvard University juga mengungkapkan bahwa ruang duduk yang lebih luas membuat kita mencari posisi duduk yang seolah terlihat berkuasa. Ini disebabkan hormon testosteron ikut terlibat mengendalikan emosi. Selain itu pada saat bersamaan, hormon kortisol penyebab stres ikut mereda seiring meningkatnya rasa percaya diri.

4. Supaya cepat menemukan jalan keluar, berdirilah dan perlahan mundur beberapa langkah ke belakang.
Para peneliti di Radbourd University Nijmegen, Belanda, memilih satu grup untuk menyelesaikan tes dengan meminta mereka jalan maju. Sementara itu, satu grup lainnya mengambil langkah berlawanan. Hasilnya? Grup yang melangkah mundur menyelesaikan rangkaian tes dalam penelitian. Menurut para ilmuwan, melangkah mundur akan mendorong kerja otak agar memusatkan konsentrasi pada suatu masalah.

5. Untuk memperbanyak ide kreatif, tekan bagian bawah meja dengan telapak tangan dan jari-jari.
Sebuah hasil studi yang dipublikasikan di dalam buku Journal of Personality and Social Psychology menyatakan bahwa gestur tubuh seperti ini akan merangsang ide kreatif mengalir deras dari kepala. Sebab, gerakan ini akan membantu melenturkan otot-otot di area lengan yang nantinya akan memberi peluang pada otak untuk bekerja dan memberi dorongan menuju kreativitas. Penelitian juga membuktikan jika kita menekan meja dari arah atas, yang terjadi justru sebaliknya, akan menutup ide-ide kreatif untuk muncul. Nah, ketika jenuh datang dan mati ide, padahaldeadline sudah dekat, siapkan segelas cokelat hangat, buat diri merasa nyaman di meja kerja, dan tekan bagian bawah meja dengan kedua telapak tangan, kemudian rasakan ide-ide kreatif yang akan muncul di kepala.

6. Supaya lebih rileks dan santai, peluklah si dia.
Hasil penelitian di University of Utah menemukan bahwa pelukan pria mengandung detoksifikasi instan. Pasalnya ketika kulit dan bulu pria bersentuhan dengan kulit perempuan, kondisi itu akan menghasilkan efek menenangkan yang akan masuk ke dalam diri kita. Aroma tubuh pria juga mengaktifkan daya penenang langsung ke otak.

7. Untuk menahan emosi tidak meledak, anggukan kepala seolah menyetujui sesuatu.
Gerakan ini tanpa sadar akan memengaruhi perasaan kita. Fakta ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Missouri. Agar tak mudah terpancing emosi, saat terlibat adu mulut dengan lawan bicara, lakukan sebuah gerakan yang menurut para peneliti akan meredakan emosi yang mulai memuncak. Beri anggukan kepala seolah kita menyimak opini yang ia ungkapkan. Setelah memberinya waktu bicara, maka peluang untuk bisa kompromi semakin terbuka lebar dan akan menghindarkan kita dari pertengkaran hebat. Coba lakukan trik ini ketika kita sedang merasa kesal dengan atasan, rekan kerja, atau seseorang yang menyelak antrean. Jangan biarkan emosi menguasai diri dan waktu terbuang percuma.

Read More..

Temulawak Berpotensi sebagai Obat Aterosklerosis


Temulawak dikenal memiliki beragam khasiat. Studi terbaru yang dilakukan oleh Yanti, PhD dari Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Jakarta menunjukkan bahwa temulawak secara molekuler terbukti mampu membantu mengobati aterosklerosis.

Dalam kasus aterosklerosis, terjadi pembengkakan akibat aktvitas enzom Matrix Metalloproteinase (MMPs). Dua enzim yaitu MMP-2 dan MMP-9 yang diproduksi oleh gen dengan nama sama mengakibatkan migrasi sel otot polos sehingga memacu pembengkakan.

Yanti menyelidiki cara Xanthorrizol, bahan aktif dalam temulawak, mampu menghambat aktivitas MMP-9 dalam level gen maupun enzim.

Riset dilakukan secara in vitro menggunakan sel-sel otot polos yang diperoleh dari tikus. Xanthorrizol sendiri diperoleh dengan isolasi dari temulawak. Dalam setiap 100 gram temulawak, terdapat 0,2 gram Xanthorrizol.

"Hasilnya ternyata Xanthorrizol mampu menghambat MMP-9 lewat MAPkinase signaling (Mitogen-activated Protein), menunjukkan bahwa Xanthorrizol bisa diaplikasikan untuk proteksi kardiovaskuler," .

"Xanthorrizol ternyata juga berpengaruh dalam level enzim maupun gen. Tapi, pada level gen, pengaruhnya tidak dominan," tambah Yanti.

Menurutnya, pengaruh dalam level gen yang tidak dominan justru menguntungkan. Jika pengaruhnya dominan, maka Xanthorrizol justru berpotensi menimbulkan resiko dalam pemakaiannya.

"Ke depan Xanthorrizon bisa dipakai sebaga obat aterosklerosis," .

Obat aterosklerosis saat ini memiliki kelemahan, diantaranya akan merusak ginjal jika dipakai secara terus-menerus. Dengan adanya Xanthorrizol, bisa didapatkan senyawa yang diisolasi dari tumbuhan.

Riset Yanti dilakukan dengan grant dari Biro Oktroi Roosseno dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Yanti mempresentasikan hasl penelitannya dalam lokakarya peringatan HUT ke 61 Biro Oktroi Roosseno hari ini.

Saat ini, riset Yanti telah dimasukkan ke jurnal American Journal of Biochemistry and Biotechnology. Yanti akan meneliti lebih lanjut potensi Xanthorrizol secara in vivo menggunakan tikus.

Read More..

Selasa, 12 Juni 2012

Nyamuk Menumpang Butiran Air Saat Hujan


Bagaimana tingkah serangga terbang saat hujan tiba? Terutama, serangga seperti nyamuk yang beratnya 50 kali lebih ringan daripada butiran air hujan.

Jika dipikirkan, pasti serangga seperti nyamuk pasti sangat menderita. Mereka mungkin bakal seperti manusia yang tertimpa karung beras 100 kg saat hujan. Tapi, apakah memang demikian?

Studi yang dilakukan oleh Andrew K Dickerson dari Georgia Tech menunjukkan bahwa nyamuk tak sedemikian menderita. Mereka punya cara untuk menyiasati, menghindari dari ancaman.

Dickerson dan rekannya mempelajari perilaku nyamuk saat hujan di laboratorium. Tentu, hujan dalam eksperimen adalah hujan buatan, dibuat dengan cara menyemprotkan airpada nyamuk.

Seperti dikutip Scientific American, Rabu (6/6/2012), saat hujan, nyamuk justru menumpang pada butiran air sedikit sebelum akhirnya melarikan diri menghindari penderitaan yang mungkin terjadi karena kejatuhan air.

Perilaku tersebut mampu dilakukan karena didukung karakteristik yang dimiliki. Nyamuk mempunyai berat tubuh yang ringan serta rangka luar tubuh yang cukup kuat. Itu mendukungnya menumpang butiran air hujan.

David Hu, ilmuwan lain yang terlibat penelitian, seperti diberitakan Daily Mail, Kamis (7/6/2012), mengatakan bahwa nyamuk juga memiliki cara melepaskan diri ketika air hujan memang telah menghantamnya.

Saat air hujan menghantam, nyamuk tak memberi perlawanan. Mereka menerima selama beberapa detik. Setelahnya, mereka membuat gerakan semacam tendangan dengan kakinya sehingga bisa terbang bebas.

Jadi, dalam mengatasinyamuk saat hujan adalah tipikal makhkuk hidup yang ikut arus. Fakta ini menunjukkan kecerdasan si nyamuk. Studi ini dipublikasikan di Proceeding of the National Academy of Sciences baru-baru ini.

Read More..

59 Persen Penduduk Indonesia Minum Jamu


Sebanyak 59 persen penduduk Indonesia ternyata rajin mengonsumsi jamu. Mereka yang minum sebanyak 95,6 persen merasakan manfaatnya bagi kesehatan. Karena itu, industri jamu harus terus didorong.

Demikian dikatakan Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Charles Saerang, dalam acara media gathering, yang diselenggarakan PT Sinde Budi Santoso, di Jakarta.

"Di tengah serbuan beragam obat kesehatan modern, jamu hadir sebagai salah satu produk unggulan nasional, yang mendapat sambutan positif masyarakat. Potensi pasar domestik bisa mencapai Rp 25 triliun per tahun," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai impor obat tradisional dan herbal sepanjang tahun 2011 tercatat 40,5 juta dollar AS. Amerika, Malaysia, dan Korea Selatan menjadi tiga negara terbesar pemasok obat tradisional dan herbal di pasar domestik.

Read More..

Kamis, 31 Mei 2012

Pendidikan Pancasila Makin Termarjinalkan


Pendidikan kewarganegaraan sangat rentan dimanipulasi oleh kekuatan penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya. Hal itu diungkapkan aktivis Sekolah Tanpa Batas, Bambang Wisudo, pada diskusi Revitalisasi Pendidikan Pancasila: Memperkokoh Keberagaman Menuju Keadilan, Kamis (31/5/2012), di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jakarta.

Kewarganegaraan dari waktu ke waktu yang lebih merefleksikan kemauan dan kepentingan pihak berkuasa.
-- Bambang Wisudo

"Kerawanan itu terlihat dengan jelas dari perubahan kebijakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari waktu ke waktu yang lebih merefleksikan kemauan dan kepentingan pihak berkuasa," kata Bambang di tengah-tengah diskusi.

Dia menjelaskan, dengan terkonsolidasinya kekuatan Orde Baru, kepentingan dan tafsir kekuasaan atas Pancasila menghegemoni pendidikan kewarganegaraan yang kemudian mengubahnya dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Mata pelajaran tersebut baru ditinjau kembali setelah berlangsung hampir 20 tahun lamanya.

Perubahan itu terjadi dalam kurikulum 1994 dengan mengintegrasikan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan di bawah mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Setelah Orde Baru, kata dia, pendidikan Pancasila kehilangan gaungnya. Bahkan, pada 2004, kata Pancasila dihilangkan dari mata pelajaran tersebut sehingga menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

"Perubahan itu tidak mengubah signifikan karakter pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan yang bias kekuasaan, menonjolkan tafsir rezim yang berkuasa, tidak menarik, dan formalistik," ujarnya.

Bambang mengatakan, penghilangan kata Pancasila merupakan tanda semakin termarjinalkannya pendidikan Pancasila di bangku sekolah ataupun perguruan tinggi. Lebih jauh ia menilai, saat ini jamak ditemui siswa SD ataupun mahasiswa tidak hapal, apalagi memahami pengertian yang terkandung dalam Pancasila.

"Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara harusnya tidak layak dihilangkan," ungkapnya.

Adapun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri sejak kelas IV SD sampai dengan kelas XII di tingkat menengah sebanyak dua jam pelajaran dalam seminggu.


Read More..

Anak-anak Cenderung Meniru Adegan di Televisi


Adit (5 tahun) asyik menonton film kartun yang ditayangkan sebuah stasiun televisi. Ketika si "jagoan" di film itu berhasil memukul lawannya sampai terkapar, balita itu bersorak senang, sementara pengasuh yang mendampinginya, sibuk menulis layanan pesan singkat (sms).

Setiap hari berbagai stasiun televisi menanyangkan film dan sinetron yang penuh dengan adegan kekerasan dan mistik, juga liputan bencana alam, kerusuhan, aksi teroris, penculikan, kriminalitas atau kejahatan mengerikan yang ditonton oleh keluarga termasuk anak-anak.

Hasil kajian Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, misalnya mencatat, rata-rata anak usia sekolah dasar menonton televisi antara 30-35 jam setiap minggu.

Artinya pada hari-hari biasa mereka menonton tayangan televisi lebih dari 4-5 jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa 7-8 jam. Jika rata-rata empat jam sehari, berarti setahun sekitar 1.400 jam, atau 18.000 jam sampai seorang anak lulus SLTA.

Padahal waktu yang dilewatkan anak-anak mulai dari TK sampai SLTA hanya 13.000 jam. Ini berarti anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apa pun, kecuali tidur.

Lebih parah lagi, kebanyakan orangtua tidak menyadari dampak kebebasan media yang kurang baik terhadap anak-anak.

Indikasi demikian terlihat dari tidak diawasinya anak-anak dengan baik saat menonton televisi meski di layar diterakan kata-kata dengan bimbingan orangtua (BO), dewasa (DW) dan remaja (R).

Memang tidak semua program televisi berdampak buruk bagi anak-anak. Ada juga tayangan yang punya sisi baik, misalnya acara pendidikan.

Banyak informasi bisa diserap dari televisi yang tidak didapat dari tempat lain. Namun, di sisi lain banyak juga acara televisi yang bisa berdampak buruk terhadap anak-anak.

Hasil penelitian menyimpulkan, sebagai media audio visual, televisi mampu merebut 94 persen saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga.

TV mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar, walaupun hanya sekali ditayangkan.

Pada anak-anak yang umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat, tidak tertutup kemungkinan perilaku dan sikap mereka akan meniru kekerasan yang ditayangkan di televisi yang mereka tonton.

Tampaknya pesan jelas bagi para orang tua yang disampaikan Dewan Media Anak-anak Australia (ACCM) patut dicontoh - matikan televisi yang menayangkan berita kekerasan/bencana secara terus menerus.

Dewan itu mengingatkan para orang tua bahwa anak-anak dapat menjadi sangat cemas dan tertekan jika mereka berulang kali menonton beberapa cuplikan dramatis yang ditampilkan di televisi dan program berita terkini.

Menurut Rita Princi, psikolog anak dan anggota ACCM, anak-anak terutama di bawah usia 10 tahun, sangat rentan terhadap rekaman yang mereka lihat dan cerita yang mereka dengar.

"Sehubungan dengan tayangan tentang bencana alam yang banyak terjadi, dapat dimengerti bahwa anak-anak mulai merasa tidak aman. Sudah saatnya bagi orangtua untuk mematikan televisi untuk anak-anak," katanya.

Orang tua menurut dia, adalah orang dewasa dan perlu membuat pilihan tepat untuk memastikan anak-anak mereka merasa aman.

"Kita bertanggung jawab agar anak-anak tidak dibombardir dengan informasi terus-menerus bahwa dunia adalah tempat yang tidak aman. Gempa bumi, tsunami dan banjir bukan satu-satunya yang terjadi di dunia ini," katanya.

Menurut seorang pengamat anak-anak Dra. Mazdalifah, Ph.D, tayangan kekerasan adalah yang menampilkan adegan kekerasan dari tingkat ringan seperti kata-kata kasar, makian, cacian, sampai ke tingkat berat seperti adegan membunuh.

Hampir semua stasiun televisi di Indonesia menampilkan adegan kekerasan sebagai menu utamanya.

Anak-anak meniru

Hasil pengamatan Mazdalifah menunjukkan anak-anak balita telah melakukan beberapa peniruan terhadap apa yang telah mereka tonton di televisi.

Hal itu mereka lakukan, karena hampir setiap hari menyaksikan bermacam adegan, termasuk di dalamnya kekerasan.

"Saat ini banyak stasiun televisi yang menayangkan sinetron, pada jam utama yang banyak bermuatan kekerasan, baik dalam bentuk kekerasan ringan seperti, ucapan kasar maupun kkerasan berat seperti tindakan membunuh," katanya.

Secara sederhana, katanya, bentuk peniruan yang dilakukan anak-anak adalah ucapan kasar dalam permainan dengan teman sebaya.

Atau mereka menendang, memukul, mendorong, saat bermain dengan temannya. Televisi mendorong anak meniru dan melakukan tindakan menyerang.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan sangat banyak adegan yang tak pantas dilihat anak-anak itu dalam berbagai sinetron, berita atau tayangan reka ulang kasus pembunuhan yang ditayangkan televisi.

Banyak orangtua yang datang ke Komnas PA dengan kasus anaknya mencoba bunuh diri mengatakan, anak-anaknya sering nonton berbagai tayangan kekerasan di televisi tanpa pengawasan atau bimbingan orangtua.

"Padahal, anak-anak kan belum bisa menilai mana yang baik dan buruk. Ibaratnya mereka itu seperti kertas putih yang bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai faktor keluarga dan lingkungan," ujarnya.

Komnas PA juga menyebutkan, berdasarkan penelitian dari tahun 2006 hingga akhir 2009, terungkap sebanyak 68 persen tayangan di 13 stasiun televisi mayoritas mengandung kekerasan.

"Tidak ada pilihan (tayangan) buat anak. KPI lemah karena mandatnya lemah. Dia hanya bisa memberi sanksi administrasi," katanya.

Memang televisi bisa berdampak kurang baik bagi anak-anak, tetapi melarang mereka sepenuhnya untuk menonton televisi juga tidak tepat.Yang lebih bijaksana menurut Ketua Komnas PA adalah mengontrol tayangan televisi bagi anak-anak.

"Setidaknya anak-anak diberi pemahaman tayangan mana yang bisa mereka tonton dan mana yang tidak boleh. Orangtua perlu mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi. Selain membangun komunikasi dengan anak, hal ini bisa mengurangi dampak negatif televisi bagi anak. Kebiasaan secara sehat ini mesti dimulai sejak usia dini," katanya.

Di lain pihak, pengelola program tayangan televisi pun punya tanggungjawab untuk melakukan penyaringan acara-acara yang seronok, apalagi tayangan-tayangan iklan dengan menampilkan kemulusan kulit perempuan yang bisa disebut 70 persen sudah telanjang.

Tentang kewenangan KPI yang katanya berperan sebagai lembaga pengontrol program tayangan televisi, dia mempertanyakan sudah seberapa banyak tayangan televisi yang berhasil dihentikan karena tidak sesuai dengan aturan dan budaya Indonesia.

Pakar komunikasi Undip Triyono Lukmantoro mengatakan, aksi kekerasan yang ditayangkan di televisi sebaiknya jangan dipertontonkan secara eksesif.

Dia mendukung langkah Dewan Pers yang kemudian meminta stasiun-stasiun televisi untuk menstop menyiarkan peristiwa kekerasan.

"Media televisi memiliki kekuatan visualisasi luar biasa yang bisa memengaruhi penonton untuk meniru apa yang ditayangkan. Apalagi, jika penontonnya adalah kalangan anak-anak," katanya.

Menyikapi tayangan aksi kekerasan di televisi, dia berpendapat, seharusnya yang paling berperan aktif adalah KPI atau KPID. Mereka harus bersikap ketika melihat televisi yang eksesif menyiarkan aksi kekerasan.

Pendapat Triyono agaknya patut disimak, KPI dan KPID harus lebih responsif dalam mengawasi program siaran lembaga penyiaran dan jangan menunggu pengaduan dari masyarakat, sekaligus mengantisipasi ditayangkannya aksi kekerasan secara eksesif.

Ke depan, perlu ada pengawasan lebih ketat terhadap tayangan televisi, terutama yang berbau kekerasan dan seksualitas.

Read More..

About Me

Foto saya
Belajar dari kesalahan, mengendalikan diri dan menerima kekurangan orang lain adalah hal besar yang perlu dipelajari. Teruslah Berkarya dan Anggap Suatu Masalah Sebuah Seni Kehidupan. Djanggan Cahya Buana, 21 Desember.

Artikel

Berpikir dan Berjiwa Besar Percaya Anda dapat berhasil, Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang, Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil. Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar. Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil.