Pages

Kamis, 27 Mei 2010

PENGARUH SUBSTITUSI STARTER YOGHURT DENGAN CAIRAN TAPE KETAN TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT YANG DIHASILKAN

Oleh
Djanggan Cahya Buana
Sekolah Tinggi Teknologi Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa

ABSTRACT
Fermented milk as yoghurt has already known worl wide. Consumers in Indonesia can not accepted the acidity flavour of this yoghurt so much . Therfore substitution of yoghurt sterter by tape culture filtrate could be taken since tape culture filtrate is sweet and has arome that accepted so much by the Indonesian. Therefore, it is necessary to investigate the concentration of substitution of yoghurt starter by tape culture filtrate to obtain the prefferred yoghurt. This experiment done to find out the effect of subsstitution of yoghurt starter by tape culture filtrate on characteristics yoghurt obtained. A randomized block design with 5 treatments and 2 replications was applied to this experiment Parameters observed were pH, glocose and lactose consentration, texture, taste and overaal acceptance of yoghurt obtained. The result showed that treatments significantly affect (P<0,05) the pH, glucose and lactose concentration, texture, taste and overall acceptance of the yoghurt resulted. And substitution of 50% yoghurt strter with tape ketan culture filtrate resulted the most likely yoghurt.

Kata kunci: Yoghurt, tape ketan


PENDAHULUAN

Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu segar dengan mikroba tertentu yaitu Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri S. thermophillus dan L. bulgaricus akan menghidrolisa gula susu, laktosa, menjadi asam laktat sehingga keasaman susu naik disertai dengan penurunan pH yang mengakibatkan terkoagulasinya protein susu dan membentuk “curd” yang kompak. Selain membentuk asam laktat, hidrolisis laktosa oleh kedua spesies bakteri tersebut dan juga metabolisme nitrogen dari hidrolisis protein terutama oleh L. bulgaricus menghasilkan senyawa acetaldehyde yang memberikan aroma khas pada yoghurt (Tamime dan Marshall, 1997; Ono et al, 1992; Marshall, 1987). Terbentuknya asam laktat menyebabkan yoghurt memiliki rasa asam dan pH antara 3,8 – 4,6, berbentuk semi solid (Marshall, 1987). Namun banyak konsumen yang tidak menyukai rasa yoghurt yang terlalu asam sehingga kemudian yoghurt dijual ke konsumen dengan berbagai campuran buah-buahan. Kroger (1976) menyatakan bahwa hanya 10,6 – 21% konsumen menyukai “plain yoghurt”. Selebihnya 89,4 – 79% lebih menyukai yoghurt yang ditambahkan flavor buah-buahan dan gula.
Tape merupakan makanan tradisional Indonesia hasil fermentasi beras ketan. Tape ini memiliki rasa manis dan aroma yang khas dan kuat yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Oyeneho et al (1987) dalam Mulyani dan Tengah (2001) menyatakan bahwa cairan tape ketan mempunyai aktifitas enzyme proteolitik yang dapat menggumpalkan susu. Namun penemuan Mulyani dan Tengah (2001) menunjukkan bahwa ternayta “curd” yang diperoleh dari hasil fermentasi susu kedele dengan cairan tape tersebut memilki tekstur yang kurang kompak. Demikian pula yang didapatkan oleh Liu et al (2002) bahwa hasil fermentasi susu sapi dengan cairan tape menghasilkan “curd” yang kurang kompak namun cita rasanya disukai konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi starter yoghurt dengan cairan tape ketan terhadap karakteristik yoghurt yang dihasilkan

METODA PENELITIAN

Bahan dan Alat
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras ketan, ragi merk NKL yang dibeli di pasar Kereneng, susu segar yang dibeli dari perusahaan susu “Margo Utomo”, susu bubuk skim, plain yoghurt yang diperoleh dari perusahaan susu Bovis.
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah NaOH 0,1 N; phenolphtalein, HCl, Aquades.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kompor, waskom, pengaduk kayu, toples plastik, saringan botol, neraca analitik, perangkat titrasi, pipet volume, pipet tetes, termometer, gelas ukur, gelas piala, erlenmeyer, pH meter serta peralatan analisis lainnya.

Pelaksanaan Penelitian
Tahap I: Pembuatan cairan tape ketan. Beras ketan yang bermutu baik di bersihkan dan dicuci dengan air bersih, kemudian direndem selama 5 jam agar beras ketan menjadi lebih lembut. Selanjutnya ketan tersebut dikukus dan didinginkan selama 2 jam pada suhu kamar (29 0C). Setelah dingin ketan ditaburi dengan ragi sebanyak 1% (b/b) dan diaduk sampai rata. Adonan ini kemudian diperam selama 4 hari dalam wadah yang tertutup rapat (Suliantari dan Rahayu, 1990). Tape ketan yang sudah masak kemudian disaring dan diperas dan cairan tape ditampung dalam waskom.
Tahap II: Pembuatan yoghurt. Susu yang sudah dipanaskan pada suhu 85 0C selama 30 menit, didinginkan sampai suhu 43 0C. Kemudian diinokulasi dengan starter plain yoghurt dan cairan tape ketan sesuai dengan perlakuan. Selanjutnya campuran tadi diperam pada suhu 43 0C selama 5 jam hingga terbentuk curd (Rahman et al, 1990).

Rancangan Percobaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dan rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan dua kali ulangan. Kelima perlakuan yang dicobakan adalah :
 Penambahan 3% (v/v) starter plain yoghurt sebagai kontrol (perlakuanP1)
 Penggantian 25% starter plain yoghurt pada perlakuan P1 dengan 2,5% ( v/v) cairan tape ketan (perlakuan P2),
 Penggantian 50% starter plain yoghurt dengan 5% (v/v) cairan tape ketan (perlakuan P3).
 Substitusi 75% starter plain yoghurt dengan 7,5% (v/v) cairan tape ketan; (perlakuan P4),
 Substitusi 100% starter plain yoghurt dengan 10% (v/v) cairan tape ketan (perlakuan P5) .

Variabel yang Diamati.
Variabel yang diamati atau diukur dalam penelitian ini adalah: derajat keasaman (pH), kadar laktosa dan total asam yang diukur menurut Hadiwiyoto (1994); kadar glukosa diukur sesuai dengan metode Sudarmadji et al (1984) cita rasa, kekompakan yoghurt dan penerimaan keseluruhan diukur dengan cara skoring (Larmond, 1977).

Analisis Statistika
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam. Apabila antara perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (P< 0,05), dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Steel dan Torrie, 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Derajat Keasaman (pH).
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (P< 0,05) terhadap pH yoghurt yang dihasilkan dari kelima perlakuan. Pada Tabel 1 terlihat bahwa semakin tinggi prosentase substitusi dengan cairan tape ketan mengakibatkan pH yoghurt yang dihasilkan semakin rendah. Hal ini disebabkan cairan tapeketan mengandung asam-asam organik seperti asam acetat, asam laktat, asam sitrat dan asam oksalat sebagai hasil pemecahan gula dan pati pada ketan. Tingginya derajat asam pada cairan tape ketan menyebabkan pH yoghurt yang dihasilkan dari perlakuan P2, P3, P4 dan P5 lebih rendah 1,3%, 1,98%, 9,25% dan 11,67% dibandingkan dengan kontrol (P1).

Tabel 1. Hasil Analisis pH, glukosa, laktosa, tekstur, citarasa dan penerimaan keseluruhan Yoghurt yang dihasilkan.
Peubah
Perlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
pH
Kadar glukosa (%)
Kadar laktosa (%)
Tekstur
Citarasa
Penerimaan keseluruhan 4,54 a
1,78 a
2,16 a
4,85 a
2,06 a
5,00 a 4,48 a
1,94 a
2,24 b
4,40 b
2,41 a
5,60 b 4,25 b
2,09 b
2,33 c
4,13 c
3,13 b
7,05 c 4,11 c
2,17 bc
2,37 cd
3,30 d
3,27 bc
6,45 d 4,01 d
2,21 bc
2,40 de
2,31 e
3,22 bc
4,55 a
Keterangan: Nilai dengan yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)

Kadar Glukosa
Rataan kadar glukosa dari Yoghurt yang dihasilkan dari substitusi starter yoghurt dengan 2,5% (v/v), 5% (v/v), 7,5% (v/v) dan 10% (v/v) adalah nyata lebih tinggi 8,9%, 17,4%, 21,9% dan 24,1% (P<0,05) dari pada kontrol (P1). Hal ini disebabkan cairan tape mempunyai kadar glukosa yang tinggi peningkatan penggunaan cairan tape berarti meningkatkan kadar glukosa produk yang dihasilkan. Selain hal tersebut semakin rebdahnya pemakaian starter yoghurt berarti semakin sedikit mikroba yang menghidrolisis glukosa menjadi asam laktat.
Kadar Laktosa
Rataan kadar laktosa yoghurt pada perlakuan P2,P3,P4 dan P5 adalah 3,7%, 7,8% , 9,7% dan 11% secara nyata lebih tinggi (P<0,05) dari pada kontrol. Hal ini disebabkan karena semakin sedikitnya jumlah bakteri yang memecah laktosa pada perlakuan tersebut sehingga jumlahnya pada produk akhir semakin tinggi.

Tekstur Yoghurt
Hasil sidik ragam terhadap skor tekstur yoghurt menunjukkan bahwa tekstur yoghurt pada perlakuan P2, P3, P4 dan P5 secara nyata lebih lembek dari pada kontrol (P1), bahkan perlakuan P4 dan P5 menghasilkan yoghurt dengan tekstur lembek dan encer berturut-turut. Hal ini sesuai dengan Mayun dan Mulyani (1999), Mulyani dan Tengah (2001) dan Lin et al (2002) menemukan bahwa yoghurt yang dihasilkan dari pemakaian starter cairan tape ketan mempunyai tekstur yang kurang kompak atau lembek sehingga semakin pemakaian cairan tape pada perlakuan P4 danP5 menyebabkan tekstur yang lembek dan encer.

Citarasa Yoghurt
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap citarasa yoghurt yang dihasilkan. Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa skor citarasa perlakuan berkisar antara 2,06 – 3,22 (agak asam sampai agak manis). Skor terendah diperoleh pada perlakuan P1 (kontrol) sebesar 2,06 dan skor tertinggi diperoleh pada perlakuan P5 yaitu 3,22.

Penerimaan Keseluruhan
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap penerimaan keseluruhan yoghurt yang dihasilkan. Rataan nilai penerimaan keseluruhan yoghurt berkisar antara 4,55 – 7,05 (Tabel 1) (biasa sampai suka). Nilai penerimaan panelis terendah diperoleh pada perlakuan P5 denganpemakaian 10% (v/v) cairan tape ketan, yaitu sebesar 4,55 dan penerimaan keseluruhan panelis tertinggi diperoleh dari yoghurt pada perlakuan P3 dengan nilai 7,05 (suka). Disukainya yoghurt perlakuan P3 ini karena cirtarasanya yang manis asam dan teksturnya yang lembut disertai dengan aroma tape yang khas. Hal ini disebabkan oleh kandungan glukosa yang cukup tinggi sehingga mengurangi rasa asam yang tinggi pada perlakuan P1 (kontrol).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Perlakuan substitusi starter yoghurt dengan cairan tape ketan berpengaruh nyata terhadap pH, kadar laktosa dan glukosa, kekompakan yoghurt, citarasa dan penerimaan keseluruhan yoghurt yang dihasilkan.
2. Yoghurt yang disukai dihasilkan dari penggunaan 1,5% (v/v) starter yoghurt dan 5% (v/v) cairan tape ketan.

Saran
Untuk membuat yoghurt yang tidak terlalu asam perlu penggantian 50% starter yoghurt dengan cairan tape ketan.
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Kroger,M. 1976. Quality of Yogurt. J. Dairy Sci. 59.2:344-350.
Larmond. 1977. Methods for Sensory Evaluation of Foods. Research Branch Canada Pept. Agricultural Pub. Mc Graw Hill. New Delhi.
Lin, Y.C., M.J. Chen and C.W. Lin. 2002. Studies on Lao-Chao Culture Filtrate for a Falvoring Agent in a Yogurt-Like Products. Asian-Aust. J. Anim.Sci. Vol.15. 4: 602-609.
Marshall, V.M., 1987. Fermented Milk and Their Future Trends. I. Microbiological aspects. J. of Dairy Res. 54: 559-574.
Mayun, P. dan S. Mulyani.1999. Peranan Penambahan Cairan Tape Ketan Dan Kalsium Sulfat Terhadap Rendemen dan Karakteristik Sweet-Cursled Soymilk. Laporan Penelitian PSTP. Univ. Udayana.
Mulyani, S. dan I.G.P. Tengah. 2001. Mempelajari Potensi Wijen Sebagai Sumber Kalsium Dalam Pembuatan Sweet Curdled Soymilk yang Dihasilkan dari Susu Kedelai dengan Berbagai Rasio Air dan Kedelai. Laporan Penelitian PSTP. Univ. Udayana.
Ono, J.; T.Goto and S.Okonogi. 1992. Metabolism and Propagation rates on Lactic Acid Bacteria. In : Functions of Fermented Milk. Eds. Nakasawa, Y. and A. Hosono. Elsevier. App. Sci. London, New York.
Rahman, A.; S.Fardiaz; W.P. Rahayu, Suliantari dan C.C. Nurwitri. 1992. Teknologi Fermentasi Susu. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Sudarmadji, S., S.B. Haryono dan Suhardi. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Suliantari dan W.P. Rahayu. 1990. Teknologi Fermentasi Umbi-umbian dan Biji-bijian. PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Steel, R.G.D and J.H. Torrie. 1993. Principles and Procedures of Statistics. A Biomedical Approach. 3rd Ed. Mc Graw Hill. Kogasukha Ltd.Tokyo.
Tamime, A.Y. and V.M. E. Marshall. 1997. Microbiology and Technology of Fermented Milks. In Microbiology and Biochemistry of Cheese and Fermented Milk. Eds.B.A.Law. Blackie.Acad.Prof. London.
Read More..

Jumat, 14 Mei 2010

Musik Klasik Tak Bikin Anak Cerdas

Riset terbaru menyatakan, tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung apa yang disebut "Efek Mozart, yang menghubungkan musik klasik Mozart dengan kemampuan kognitif.

Seperti dilaporkan HealthDay News, suatu penelitian telah memperdebatkan sekaligus mematahkan hasil riset terdahulu yang memperlihatkan hubungan antara mendengarkan musik Mozart dengan peningkatan kemampuan otak.

Hasil studi pada 1993 yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa mendengarkan musik Mozart akan meningkatkan kemampuan kognitif. Alhasil, riset ini kemudian memicu para orang tua untuk memperkenalkan bayi dan anak kecilnya pada musik klasik, dan pengusaha berlomba menjualnya ke berbagai sekolah, pusat perawatan siang-hari dan orang-tua.

Namun sekarang, kajian terbaru para ilmuwan Austria tidak menemukan bukti signifikan bahwa mendengarkan musik Mozart memberi pengaruh pada kemampuan kognitif seseorang.

Dalam studi paling mutakhir itu, para peneliti di University of Vienna mengkaji lebih dari 40 studi dan penelitian yang tak disiarkan yang meliputi lebih dari 3.000 subjek. Kesimpulan mereka adalah tidak riset ada yang mendukung pendapat bahwa musik Mozart meningkatkan kemampuan otak anak.

Secara khusus, temuan tersebut membantah mitos mengenai dampak peningkatan kemampuan otak di antara pendengar musik Mozart. Para peneliti melaporkan bahwa mereka tak dapat mengkonfirmasi dampak menguntungkan dari mendengarkan musik Mozart.

"Saya menyarankan mendengarkan musik Mozart kepada setiap orang, tapi ini tak memenuhi harapan akan peningkatan kemampuan kognitif," kata penulis studi tersebut Jakob Pietschnig, ahli ilmu jiwa di University of Vienna.
Read More..

Seleksi PTN

Pemerintah Cuma Mau Hasilnya Saja...
Ilustrasi: Upaya PTN untuk mandiri secara finansial perlu didukung karena memang tak bisa mengandalkan anggaran dari pemerintah yang minim. Namun, perlu diatur rambu-rambu supaya kreativitas PTN untuk mencari dana itu tidak mengorbankan mahasiswa.
TERKAIT:

* Tanpa Revisi, Persaingan Bisa Terjadi
* Seleksi secara Nasional Perlu Ditambah

Dilema perguruan tinggi saat ini adalah tuntutan terhadap mutu yang dihadapkan pada tingginya biaya kuliah bagi para mahasiswa. Kondisi yang dihadapi PTN adalah pro mutu atau pro rakyat.
Sebenarnya, jika pemerintah mensubsidi dengan baik, tidak perlu mengorbankan mahasiswa.
-- Imam B Prasodjo

Demikian diungkapkan Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasodjo dalam diskusi pendidikan bertajuk "Perluasan Akses dan Mutu Pendidikan di Indonesia", di Jakarta, Jumat (14/5/2010). "Sebenarnya, jika pemerintah mensubsidi dengan baik, tidak perlu mengorbankan mahasiswa. Dalam persoalan pendidikan di negeri ini, pemerintah mau hasilnya, tetapi minim dukungan," kata Imam.

Imam menambahkan, dalam persoalan mutu pendidikan tinggi, prestasinya tidak bisa dilihat dari pencapaian akademik atau berstatus world class university. Pendidikan tinggi di negara ini juga telah mengabaikan pendidikan yang diamanatkan dalam konstitusi untuk membentuk karakter dan membangun semangat kebangsaan.

Pendidikan tinggi, misalnya, gagal untuk membangun karakter kejujuran. Hal itu terlihat dari mulai terkuaknya penjiplakan-penjiplakan karya ilmiah di PTN ternama.

Menurut Imam, upaya PTN untuk mandiri secara finansial perlu didukung karena memang tidak bisa mengandalkan anggaran dari pemerintah yang minim. Namun, perlu diatur rambu-rambu supaya kreativitas PTN untuk mencari dana itu tidak mengorbankan mahasiswa.

Sementara itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, tanpa ada aturan dan revisi soal penerimaan mahasiswa baru PTN, persaingan penerimaan mahasiswa baru bisa terjadi. Tidak berdasar jika banyak PTN mengklaim prestasi mahasiswa yang diseleksi lewat jalur mandiri lebih baik karena SNMPTN hanya jadi seleksi bagi lulusan SMA yang tersisa.

Herry mengatakan, penerimaan mahasiwa baru di PTN perlu diberikan lagi dalam porsi yang lebih besar lewat seleksi penerimaan nasional dan akan menjadi seleksi yang terbuka dan adil bagi semua calon mahasiswa karena mengedepankan unsur kemampuan akademik.

Namun, seleksi nasional yang dimaksud bukan hanya lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi nasional (SNMPTN). Penerimaan mahasiswa baru lewat jalur tanpa tes dengan mempertimbangkan prestasi siswa selama tiga tahun di SMA juga bisa dijadikan seleksi nasional karena sifatnya yang mengutamakan prestasi akademik.
Read More..

Nasehat Al-Habib ‘Umar bin Muhammad bin Hafidz

Diantara Nasihat dan kalam beliau

Janganlah kalian menyia-nyiakan persahabatan dengan orang-orang mulia, yaitu
orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi [di sisi Allah], orang-orang yang cahayanya berkilauan.

Demi Allah, memisahkan diri dari mereka merupakan suatu kerugian, bagaimana sifat kerugian tersebut jika pemimpin mereka (Rasulullah) bersabda, “Celakalah orang yang pada hari kiamat tidak melihatku.”

Sesungguhnya orang yang tidak melihat kaum sholihin tak akan bisa melihat beliau saw. Orang yang tidak memandang mereka, tidak akan bisa memandang beliau saw.
Dan orang yang tidak menjalin hubungan dengan mereka tidak akan bisa berhubungan dengan beliau saw. Karena kaum sholihin adalah bagian dari beliau saw, pewarisnya, para khalifahnya, pemegang sir-nya.

Merekalah pemegang sir setelah nabi.
Merekalah pewaris, semulia-mulia pewarisnya.

Mereka itu seperti Sayyidina Abdullah Al-Haddad yang telah disifatkan oleh Sayidina Ali bin Muhammad Al-Habsyi dalam qashidahnya :

“Karena dia sejuklah mata hati Nabi Muhammad.
Bagi beliau ia adalah sebaik-baik keturunannya,
panutan para pengikut, ka’bah orang yang meniti jalan,
dan kebanggaan penduduk desanya.
Nasihat-nasihatnya menebarkan pengetahuan.
Menghinakan si sesat dan si pembuat kerusakan.
Kasih sayangnya meliputi semua umat.
Darinya mereka mengambil manfaat
dengan sebaik-baik pengambilan manfaat.”

“Dialah cucu yang bersambung nasabnya dengan
orang-orang mulia yang kemuliaan mereka
dikenal para pejuang dan pemberani.
Dialah penyalur asrar dan ilmu mereka
kepada keluarga dan anak keturunannya.
Maka semua yang bersuluk setelahnya
bersinar dengan cahaya beliau yang benderang.”

Cahaya ini tak akan padam. Mengapa? Sebab Allah-lah yang menyalakannya! Itulah sebabnya! Tak ada sebab lain.

Siapakah yang mampu memadamkan cahaya yang telah
dinyalakan oleh Allah SWT? Demi Allah, cahaya itu tak akan padam!

Tetapi, betapa menyedihkan, di antara kita terdapat orang-orang yang terhalang dari cahaya itu, yaitu orang-orang yang enggan masuk ke dalam golongan mereka. Mereka masuk ke dalam kelompok lain. Habib Ali berkata:

“Siapa tak menempuh jalan leluhurnya
pasti akan bingung dan sesat.
Wahai anak-cucu nabi, tempuhlah jalan mereka.
tapak demi tapak
dan jauhilah segala bid’ah.”

Siapakah yang lebih mengenal Allah dibanding kaum arifin? Dibanding para imam kita? Siapakah yang lebih mengenal Rasul SAW dibanding mereka?

Wahai hamba-hamba Allah, pelajarilah riwayat hidup kaum sholihin. Jalinlah persaudaraaan dan kasih sayang di antara kalian. Bersiaplah menolong jalan mereka.
Demi Allah, jalan mereka tersebar, bendera mereka berkibar, bukan di negara kalian saja, namun di seluruh penjuru dunia, timur maupun barat, Arab maupun Ajam, Amerika, Eropa maupun Rusia.

Di sana bendera keluarga Sayyidina Habib Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir akan berkibar, bendera ahli thoriqoh ini. Mereka memiliki para penolong yang berkedudukan tinggi. Namun mereka yang tidur, nyenyak dalam tidurnya; yang duduk berpangku tangan, terus duduk saja. Cukup sudah orang yang terlambat dan tertinggal. Bangkitlah dengan sidq. Amatilah, apakah perjalanan hidup mereka telah diterapkan di rumah kalian.

Bagaimana kalian ini?! Kalian mengaku cinta dan memiliki ikatan dengan mereka,
namun di rumah kalian tiap hari yang terdengar hanya berita mengenai orang-orang kafir, orang-orang fasik dan para bintang film?! Setahun penuh tidak pernah ada berita mengenai salaf!

Namun saat ini sinetron, wanita-wanita fasik dan kafirlah yang mendidik anak-anak kita. Betapa banyak anak perempuan kita yang meniru wanita-wanita fasik di TV sehingga mereka tak kenal lagi Fatimah Zahra, bagaimana beliau, bagaimana pakaiannya, bagaimana kezuhudannya, bagaimana ibadahnya. Mereka tidak lagi mengenal putri-putri nabi: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah. Mereka juga tidak tahu istri-istri nabi: Khodijah binti Khuwailid, Aisyah As-Shiddiqah, dll.

Kalian meniru orang-orang durhaka padahal kalian muslim, mukmin, memiliki kebesaran, kebanggaan dan kemuliaan. Kalian mengganti teladan yang telah diridhoi Allah untuk kalian:

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik. (QS Al-Ahzab, 33:21)

Apakah kalian berniat mengganti Rasulullah dengan mereka? Teladan apakah yang telah kalian berikan kepada keluarga dan anak-anak kalian?

Wahai saudaraku, dalam buku catatan amal tertulis kata-kata yang tidak patut, pandangan yang tidak layak, dan niat yang tidak pantas, siapakah yang akan menghapusnya? Bertobatlah kepada Allah.

Dan Dia-lah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan. (QS Asy-Syuura, 42:25)
Read More..

Senin, 03 Mei 2010

EPISTEMOLOGI

Mengapa keraguan absolut dilawankan dengan keraguan universal ? Dan apa manfaat keduanya bagi pengetahuan ?
• Sebab dengan mengatakan bahwa kita tidak dapat meragukan kemampuan budi manusia untuk mencapai kebenaran (keterbukaannya terhadap kenyataan), tidak berarti bahwa kita tidak dapat meragukan apapun yang dianggap ”pasti” oleh anggapan umum. Bila kita secara sistematis mencoba meragukan sebanyak mungkin pengetahuan kita, akhirnya kita akan mencapai titik yang tidak bisa diragukan, sehingga pengetahuan kita dapat dibangun di atas dasar kepastian absolut. Keraguan bersifat universal karena direntang tanpa batas, atau sampai keraguan ini membatasi diri. Artinya, usaha meragukan tersebut akan berhenti bila ada sesuatu yang tidak dapat diragukan lagi. Usaha meragukan ini disebut metodik, karena keraguan yang diterapkan disini merupakan cara yang digunakan oleh penalaran reflektif filosofis untuk mencapai kebenaran. Akhirnya keraguan yang digunakan ini bukan menunjuk kepada kebingungan yang berkepanjangan, tetapi sebagai usaha mempertanyakan yang dilakukan oleh budi. Apa yang termaktub di dalam konsepsi Descartes mengenai kehidupan mental, sebagaimana diperkembangkannya di dalam pemikirannya yang matang, adalah bahwa data dari kesadaran adalah melulu keadaan subjektif.

Ini termuat di dalam kemampuannya untuk mengkonsepsikan semua data pengalaman tanpa adanya referensi objektif dalam dirinya sendiri. Bahkan seandainya tidak ada apa pun yang ada kecuali diri saya sendiri, saya masih bisa mempunyai pengalaman yang persis sama seperti yang saya miliki sekarang. Maka kenyataan bahwa saya sekarang mempunyai pengalaman – pengalaman ini tidak membuktikan bahwa pengalaman – pengalaman itu benar – benar ada sebagai sesuatu yang berbeda dari kesadaran saya sendiri. Akhirnya, karena kesadaran sebagaimana dipahami oleh Descartes tidak mempunyai referensi objektif langsung kepada sesuatu pun yang berbeda dari diri saya sendiri, maka bila referensi seperti itu harus ditegaskan, pastilah merupakan hasil dari suatu penalaran tertentu. Penemuan Bogdanov dibuatnya dalam tahun 1906 dalam Kata Pendahuluan bagi buku ke-III ”Empiriomonisme”. “Engels di dalam Anti Dühring”, -- tulis Bogdanov, -- mengatakan hampir sama dalam arti di mana saya sekarang memberi ciri pada kerelatifan daripada kebenaran” (hal.V) – yaitu dalam arti pengingkaran akan segala macam kebenaran abadi, “pengingkaran akan keobyektifan kebenaran yang bagaimana saja”. “Engels tidak benar di dalam ketidak tegasannya dalam hal, bahwa dia, melalui seluruh sindirannya mengakui sesuatu “kebenaran abadi”, meskipun yang sedemikian sayang” (hal. VIII). “Hanya ketidak konsekwenan membiarkan di sini catatan-catatan eklektis, sebagaimana pada Engels….” (hal.IX). Kita ajukan satu contoh pembantahan eklektisme Engels oleh Bogdanov. “Napoleon meninggal pada tanggal 5 Mei 1821”,-- kata Engels dalam Anti-Düring” (bab tentang “kebenaran abadi”), ketika memberi penjelasan kepada Dühring , orang yang dalam ilmu sejarah menuntut akan penemuan kebenaran abadi itu dengan apa terpaksa membatasi diri, dengan Plattheiten, “kata-kata biasa” mana terpaksa puas diri. Dan Bogdanov dengan cara sebagai berikut membantah Engels:””kebenaran” apa itu? Dan apakah “yang abadi” di dalamnya? Konstatasi saling hubungan tunggal, yang, kiranya, bagi generasi kita sudah tidak memiliki arti riil, tidak bisa merupakan titik tolak aktivitas yang manapun, tidak mengarahkan kita ke manapun.”
• Manfaat keraguan absolut dan universal bagi pengetahuan adalah untuk mengetahui peluang yang sama antara benar dan salah suatu kebenaran oleh intelek sejauh intelek merefleksikan tindakannya; bukan hanya sejauh intelek mengetahui tindakannya, tetapi sejauh intelek mengetahui hubungan antara dirinya dan objek, dimana hubungan tersebut tidak dapat diketahui kecuali disadari bahwa kodrat dari prinsip aktif, yaitu intelek sendiri, yang kodratnya adalah disesuaikan dengan benda; maka intelek mengetahui kebenaran sejauh dia merefleksikan atas dirinya. Dengan demikian kita akan lebih berhati-hati dalam menyerap suatu ilmu untuk ditelaah, dipahami dan dihayati.

Buatlah contoh pengetahuan Common Sense! Mengapa pengetahuan yang seperti anda contohkan itu terdapat peluang yang sama antara benar dan salah?
• Sebagai contoh adalah buah mangga. Banyak orang mengatakan mangga yang matang/masak adalah mangga yang apabila disentuh/dipijet itu empuk dan warna kulitnya kelihatan lebih tua. Itu pendapat si penjual mangga, lain halnya dengan penjual durian. Mereka berpendapat mangga yang matang/masak adalah mangga yang apabila dimakan terasa manis. Mereka berpendapat seperti ini karena mereka hanya merasakan saja. Asalkan mangga dimakan manis yaitu adalah mangga matang/masak. Sebenarnya pendapat dari kesemuanya adalah benar. Kita perlu meragukan apakah setiap mangga yang disentuh/dipijet empuk itu matang/masak???
Tidak semuanya mangga yang empuk itu adalah matang/masak, andaikan saja mangga tersebut layu atau benjut apakah mangga itu bisa dikatakan matang/masak??? Begitu juga halnya pendapat mangga matang/masak bila dibelah/dimakan manis. Apakah mangga yang hampir matang / kemampo itu tidak manis bila dimakan???Dan apakah mangga yang dimakan dengan gula itu juga tidak manis???
Maka dari itulah diperlukan keraguan baik itu bersifat absolut maupun universal.
• Pengetahuan seperti ini terdapat peluang yang sama antara benar dan keliru. Kita mungkin tidak berpikir (sebagaimana biasanya terjadi) bahwa mereka merupakan gambaran persis dan menyerupai sesuatu yang melekat di dalam subjek; sebagian besar dari sensasi ini tidak lebih mirip dengan sesuatu yang berada di luar kita, dari pada nama yang dipergunakan untuk mereka mirip dengan ide kita, yang begitu mendengar saja mereka cukup menggairahkan kita. Ide adalah cara reaksi subjektifku terhadap pengaruh dari benda-benda yang menimpaku. Tetapi tidak semua ide benar-benar mempunyai dasar objektif yang kokoh. Misalnya, warna, suara, rasa. Tidak termuat secara esensial di dalam konsep benda material. Mereka hanyalah sensasi yang disebabkan di dalam diri kita oleh kualitas-kualitas primer dan tentu saja tidak mempunyai dasar objekif yang sama.

Evidensi, indera, dan pikiran benar-benar merupakan sumber pengetahuan, tapi mengapa orang bisa keliru?
• Fakta tentang adanya kekeliruan yang tidak hanya menimpa mereka yang awam, tetapi juga para pakar dalam bidangnya, sungguh merupakan hal yang amat mengusik pikiran dan menimbulkan teka-teki. Kalau para pakar dalam bidangnya saja dapat keliru, bukankah sudah sewajarnya kalau setiap klaim kebenaran itu selalu pantas diragukan? Benarkah bahwa kebenaran kepengetahuan itu memang bersifat subjektif sebagaimana dianut oleh aliran subjektivisme? Kalau keterlibatan subjek penahu tidak terhindarkan dalam kegiatan manusia mengetahui, bukankah kebenaran manusia itu selalu bersifat relatif? Singkirkan sensasi mengenai mereka; tanpa mata yang melihat sinar, atau warna; atau tanpa telinga yang mendengar suara; tanpa langit –langit mulut yang merasa, atau hidung yang membau; maka semua warna, rasa, bau, dan suara, sebagai ide-ide khusus lenyap dan berhenti, dan mereka direduksikan kepada sebab-sebab mereka, yaitu, kumpulan, bentuk, dan gerakan dari bagian-bagian. Penegasan mengenai ketepatan gambaran kenyataan sebagaimana diberikan oleh sains mempunyai akibat samping yang hanya memperparah masalah epistemologis mengenai persepsi. Sebab sains telah menekan refleksi untuk memilih atau pandangan sains atau anggapan umum. Bagaimanakah struktur kenyataan di dalam dirinya sendiri, terlepas dari hubungannya dengan kesadaran manusia?kalau kenyataan seperti yang dilukiskan oleh saintis, maka gambaran yang diberikan oleh anggapan umum tidaklah benar – dan bentuk-bentuk yang menampilkan diri bagi persepsi langsung tiudaklah berada di sana lepas dari persepsi; jika bentuk-bentuk itu memang tidak seperti tampak bagi persepsi langsung, maka kita cenderung bertanya ”di mana” mereka berada, dan kemudian menyimpulkan bahwa mereka pasti merupakan pengalaman subjektif dari subjek persepsi. Apa yang dinyatakan kepada kesadaran ialah bahwa saya sadar, dan sadar mengenai sesuatu. Apa yang dianggap pasti oleh Moore ialah bahwa kesadaran menjangkau sesuatu dan bahwa apa yang dijangkaunya itu tidak identik dengan kesadaran, maka ia menentang Berkeley di dalam” The Refutation of Idelisme”, dengan mengatakan bahwa apa yang saya sadari tidak dapat direduksikan kepada kessdaranku mengenainya. Kesadaranku mengenai warna biru, hijau, kuning mempunyai sesuatu yang sama: kesadaran; tetapi ada juga yang membedakannya: objek-objek yang menyebabkan kesadaran terjadi, yaitu warna biru, hijau, kuning. Maka terdapat perbedaan antara kesadaran dan objeknya. ” kesadaran adalah, dan harus, sedemikian rupa, sehingga objeknya, bila kita sadari, sama seperti adanya dengan bila tidak kita persepsi.” Russell menyetujui pendapat ini dengan mengatakan bahwa dapat dimengertilah bahwa data inderawi yang kita persepsi berad persis sama seperti kalau kita tidak mempersepsikannya. Russell menggunakan kata ”sensibilia” untuk memaksudkan data inderawi yang tidak dipersepsi.

Apa istimewanya pertanyaan untuk mengetahui sesuatu?
• Masalah istemewanya pertanyaan untuk mengetahui sesuatu berkaitan dengan epistemologis pertama berhubungan dengan konsep ialah pertanyaan apakah konsep itu ada? Kalau melihat (atau merasa) berarti percaya, maka tidak melihat (atau tidak merasa) berarti tidak percaya. Begitulah sikap awal budi, dan sikap ini seringkali tetap merupakan sikap akhir budi pula. Bila ini dijadikan pendapat filosofis, kedudukan ini disebut ”empirisisme inderawi murni”. Pendapat ini menyatakan bahwa unsur-unsur yang hadir bagi pengalaman hanyalah data inderawi partikular dan bahwa ”Konsep” atau ”yang universal” berarti tidak ada atau kosong. Mereka yang berbicara mengenai ”konsep” atau ”ide-ide universal” mempunyai dasar yang berlainan. Mereka percaya bahwa disamping data momental dan individual yang hadir bagi indera pada saat tertentu di dalam pengalaman kita, juga ada aspek-aspek kenyataan yang sama-sama merupakan data, yang tidak dapat direduksikan dan tidak dapat disangsikan.Data ini tidak sama dengan data inderawi tetapi jelas-jelas ada.
Read More..

About Me

Foto saya
Belajar dari kesalahan, mengendalikan diri dan menerima kekurangan orang lain adalah hal besar yang perlu dipelajari. Teruslah Berkarya dan Anggap Suatu Masalah Sebuah Seni Kehidupan. Djanggan Cahya Buana, 21 Desember.

Artikel

Berpikir dan Berjiwa Besar Percaya Anda dapat berhasil, Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang, Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil. Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar. Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil.