Temulawak dikenal memiliki beragam khasiat. Studi terbaru yang dilakukan oleh Yanti, PhD dari Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Jakarta menunjukkan bahwa temulawak secara molekuler terbukti mampu membantu mengobati aterosklerosis.
Dalam kasus aterosklerosis, terjadi pembengkakan akibat aktvitas enzom Matrix Metalloproteinase (MMPs). Dua enzim yaitu MMP-2 dan MMP-9 yang diproduksi oleh gen dengan nama sama mengakibatkan migrasi sel otot polos sehingga memacu pembengkakan.
Yanti menyelidiki cara Xanthorrizol, bahan aktif dalam temulawak, mampu menghambat aktivitas MMP-9 dalam level gen maupun enzim.
Riset dilakukan secara in vitro menggunakan sel-sel otot polos yang diperoleh dari tikus. Xanthorrizol sendiri diperoleh dengan isolasi dari temulawak. Dalam setiap 100 gram temulawak, terdapat 0,2 gram Xanthorrizol.
"Hasilnya ternyata Xanthorrizol mampu menghambat MMP-9 lewat MAPkinase signaling (Mitogen-activated Protein), menunjukkan bahwa Xanthorrizol bisa diaplikasikan untuk proteksi kardiovaskuler," .
"Xanthorrizol ternyata juga berpengaruh dalam level enzim maupun gen. Tapi, pada level gen, pengaruhnya tidak dominan," tambah Yanti.
Menurutnya, pengaruh dalam level gen yang tidak dominan justru menguntungkan. Jika pengaruhnya dominan, maka Xanthorrizol justru berpotensi menimbulkan resiko dalam pemakaiannya.
"Ke depan Xanthorrizon bisa dipakai sebaga obat aterosklerosis," .
Obat aterosklerosis saat ini memiliki kelemahan, diantaranya akan merusak ginjal jika dipakai secara terus-menerus. Dengan adanya Xanthorrizol, bisa didapatkan senyawa yang diisolasi dari tumbuhan.
Riset Yanti dilakukan dengan grant dari Biro Oktroi Roosseno dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Yanti mempresentasikan hasl penelitannya dalam lokakarya peringatan HUT ke 61 Biro Oktroi Roosseno hari ini.
Saat ini, riset Yanti telah dimasukkan ke jurnal American Journal of Biochemistry and Biotechnology. Yanti akan meneliti lebih lanjut potensi Xanthorrizol secara in vivo menggunakan tikus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar