Sebuah riset terbaru menemukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan tingkat IQ. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang didiagnosa mengalami gangguan kecemasan cenderung memiliki tingkat IQ yang lebih tinggi.
Bahkan jika dibandingkan orang sehat, mereka yang memiliki gangguan kecemasan cenderung memiliki skor IQ lebih tinggi serta tingkat aktivitas yang lebih tinggi di daerah otak, yang membantu dalam komunikasi antara bagian otak.
"Wilayah ini diperkirakan telah memberikan kontribusi bagi keberhasilan evolusi manusia," kata peneliti yang mempublikasikan risetnya pada 1 Februari 2012 dalam jurnal Frontiers di Evolusionary Neuroscience.
Dr Jeremy Coplan, pemimpin studi dan profesor psikiatri dari State University of New York Downstate Medical Center mengatakan, meskipun kita cenderung untuk melihat kecemasan sebagai suatu yang tidak baik, tapi hal ini sangat terkait dengan kecerdasan - suatu sifat yang sangat adaptif.
Dalam kajiannya, peneliti melibatkan 26 pasien dengan gangguan kecemasan dan 18 orang sehat untuk menyelesaikan ujian tes IQ. Peserta juga diminta mengisi kuisioner untuk menilai tingkat kecemasan mereka. Di antara peserta dengan gangguan kecemasan, mereka yang memiliki tingkat kekhawatiran lebih tinggi, memiliki tingkat IQ yang lebih tinggi pula.
Menariknya, hasil berbeda justru ditunjukkan pada pasien sehat. Mereka yang memiliki skor IQ lebih tinggi cenderung memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih rendah, dan mereka yang memiliki skor IQ rendah cenderung memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi.
Coplan mengungkapkan, seseorang yang memiliki sedikit rasa cemas dapat menimbulkan masalah bagi individu dan masyarakat. Karena orang-orang ini tidak mampu melihat bahaya apapun, bahkan ketika bahaya sudah dekat. "Jika orang-orang ini berada dalam posisi sebagai pemimpin, mereka akan menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa tidak perlu khawatir," kata Coplan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar