Pages

Kamis, 26 April 2012

Kecemasan Terkait dengan IQ Tinggi


Sebuah riset terbaru menemukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan tingkat IQ. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang didiagnosa mengalami gangguan kecemasan cenderung memiliki tingkat IQ yang lebih tinggi.

Bahkan jika dibandingkan orang sehat, mereka yang memiliki gangguan kecemasan cenderung memiliki skor IQ lebih tinggi serta tingkat aktivitas yang lebih tinggi di daerah otak, yang membantu dalam komunikasi antara bagian otak.

"Wilayah ini diperkirakan telah memberikan kontribusi bagi keberhasilan evolusi manusia," kata peneliti yang mempublikasikan risetnya pada 1 Februari 2012 dalam jurnal Frontiers di Evolusionary Neuroscience.

Dr Jeremy Coplan, pemimpin studi dan profesor psikiatri dari State University of New York Downstate Medical Center mengatakan, meskipun kita cenderung untuk melihat kecemasan sebagai suatu yang tidak baik, tapi hal ini sangat terkait dengan kecerdasan - suatu sifat yang sangat adaptif.

Dalam kajiannya, peneliti melibatkan 26 pasien dengan gangguan kecemasan dan 18 orang sehat untuk menyelesaikan ujian tes IQ. Peserta juga diminta mengisi kuisioner untuk menilai tingkat kecemasan mereka. Di antara peserta dengan gangguan kecemasan, mereka yang memiliki tingkat kekhawatiran lebih tinggi, memiliki tingkat IQ yang lebih tinggi pula.

Menariknya, hasil berbeda justru ditunjukkan pada pasien sehat. Mereka yang memiliki skor IQ lebih tinggi cenderung memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih rendah, dan mereka yang memiliki skor IQ rendah cenderung memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi.

Coplan mengungkapkan, seseorang yang memiliki sedikit rasa cemas dapat menimbulkan masalah bagi individu dan masyarakat. Karena orang-orang ini tidak mampu melihat bahaya apapun, bahkan ketika bahaya sudah dekat. "Jika orang-orang ini berada dalam posisi sebagai pemimpin, mereka akan menunjukkan kepada masyarakat umum bahwa tidak perlu khawatir," kata Coplan.

Read More..

Nonton Film Sedih Justru Bikin Bahagia


Menonton film sedih ternyata dapat memberikan efek sebaliknya bagi mereka yang menonton. Sebuah riset terbaru mengindikasikan, menonton film sedih justru membuat orang lebih bahagia karena menyebabkan mereka untuk berpikir tentang orang yang mereka cintai.

"Kisah tragis sering fokus pada tema percintaan yang kekal, dan ini menyebabkan penonton untuk berpikir tentang orang yang mereka cintai dan mengingat betapa beruntungnya mereka karena tidak mengalami hal itu," kata pemimpin studi, Silvia Knobloch-Westerwick, seorang profesor komunikasi dari Ohio State University, Columbus.

Penelitian ini melibatkan 361 mahasiswa yang menonton versi singkat dari film berjudul Atonement, di mana mengisahkan dua pasang kekasih yang terpisah dan mati saat Perang Dunia II. Sebelum dan setelah film, para peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengukur seberapa bahagia mereka dengan kehidupan mereka.

Hasil kajian menunjukkan, semakin sering mereka menonton film itu, membuat peserta berpikir tentang orang yang mereka cintai dan semakin besar tingkat kebahagiaan mereka. Tapi untuk beberapa peserta yang egois, hal ini tidak terlalu berpengaruh karena mereka berpikir, "Hidup saya tidak seburuk seperti karakter dalam film" - sehingga tidak mengalami peningkatan kebahagiaan.

"Orang-orang tampaknya menggunakan cerita atau film tragis sebagai cara untuk mencerminkan betapa pentingnya sebuah hubungan dalam kehidupan mereka sendiri dan berpikir berapa banyak keuntungan yang telah mereka dapat," kata Knobloch-Westerwick.

"Temuan ini bisa membantu menjelaskan mengapa film tragedi begitu populer dikalangan masyarakat, meskipun menyebabkan kesedihan bagi mereka," tutupnya

Penelitian ini dipublikasikan secara online dan cetak dalam journal Communication Research.

Read More..

Senin, 16 April 2012

Mengatur Rokok, Mencegah Kemiskinan


Pada saat hampir semua negara meneguhkan komitmen untuk mengendalikan dampak buruk tembakau, Indonesia justru masih ragu. Tarik ulur kepentingan ekonomi atas nama petani tembakau dan buruh pabrik rokok mengorbankan hak hidup sehat rakyat.

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan dalam berbagai kesempatan selama Konferensi Dunia untuk Tembakau atau Kesehatan (WCTOH) di Singapura, 20-24 Maret, mengingatkan keagresifan industri tembakau untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Dengan sumber daya yang dimiliki, industri tembakau mampu memengaruhi penentu kebijakan pengendalian tembakau di berbagai negara.

Marry Asunta dari Aliansi Pengendalian Tembakau Asia Tenggara (SATCA) mengatakan, kasus hilangnya Ayat 2 Pasal 113 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan bukti kuatnya intervensi industri rokok dalam memengaruhi kebijakan.

Hilangnya ayat yang menyebut produk tembakau sebagai zat adiktif secara gamblang mempertontonkan perselingkuhan industri tembakau dengan politisi dan birokrasi. Setelah ayat tembakau dikembalikan, berbagai upaya menggalang dukungan publik melalui akademisi dan organisasi keagamaan dilakukan, termasuk mendorong pengajuan uji materi ke Mahkamah Konstitusi.

Dalam memperjuangkan kepentingan, industri tembakau menggunakan petani tembakau, buruh pabrik, dan industri rokok rumahan sebagai tameng. Kelompok ini selalu ditonjolkan sebagai korban berbagai kebijakan pengendalian tembakau.

Padahal, saat aturan pengendalian tembakau di Indonesia masih parsial, dan penegakannya masih lemah seperti sekarang, petani tembakau dan buruh pabrik sudah lebih dulu tersisih.

Petani tembakau, buruh, dan industri rokok rumahan tersisih karena tak mampu bersaing dengan hegemoni industri rokok besar dan multinasional. Jeratan tengkulak dan sistem ijon pada petani tembakau membuat mereka sulit lepas dari kemiskinan.

Buku Ekonomi Tembakau di Indonesia yang ditulis Sarah Barber dan rekan tahun 2008 menyebut, jumlah petani dan pekerja di industri rokok terus menurun. Jumlah petani tembakau, petani cengkeh, dan pekerja industri manufaktur rokok 1 juta-1,2 juta orang. Porsi terbesar adalah petani tembakau, yaitu 503.000 orang.

Konversi tanaman

Penelitian Triasih Djutaharta dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LD-FE UI) dan rekan tahun 2010 dalam artikel ”The Impact of Excise Increase on Income of Tobacco Farmers” (Dampak Kenaikan Cukai Rokok terhadap Pendapatan Petani Tembakau) menyebut, 36,1 persen rumah tangga petani tembakau memiliki pendapatan kurang dari Rp 1 juta per bulan.

Hanya 39 persen petani tembakau menanam tembakau saja. Sisanya juga menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan, seperti padi, jagung, ataupun tanaman hortikultura lain. Artinya, konversi petani tembakau menjadi petani tanaman lain relatif mudah dilakukan jika pemerintah serius hendak mengendalikan tembakau.

Luas areal yang ditanami tembakau berfluktuasi. Demikian pula tingkat produksinya. Rendahnya produksi tembakau dipicu rentannya tanaman tembakau terhadap perubahan cuaca dan serangan hama.

Pada saat sama, impor tembakau dari China, India, dan sejumlah negara lain terus meningkat. Tahun 2007, produksi tembakau 164.851 ton, sebanyak 46.834 ton diekspor. Pada saat sama diimpor 69.742 ton tembakau.

”Pendapatan yang rendah membuat petani sensitif jika ada kebijakan yang akan mengubah pendapatan mereka. Ini membuat mereka mudah dimanfaatkan pengambil kebijakan dan industri tembakau,” kata peneliti Pusat Kajian Kebijakan dan Ekonomi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI Hasbullah Thabrany.

Nasib petani dan buruh pabrik itu berkebalikan dengan para pemilik pabrik rokok. Pemilik pabrik rokok besar selalu masuk dalam daftar orang-orang terkaya di Indonesia.

Miskin dan penyakitan


Pengalaman sejumlah negara menunjukkan, penandatanganan dan ratifikasi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) tidak membuat petani dan industri rokok tutup. Industri tembakau di China, Jepang, dan India tetap bertahan meski ada aturan ketat untuk mengendalikan peredaran rokok.

Sifat adiksi pada rokok tak membuat perokok berhenti merokok walau ada aturan ketat. Aturan pengendalian tembakau bukan untuk melarang orang merokok, melainkan mengatur dan membatasi agar dampak buruk rokok tak mengenai mereka yang tidak merokok serta mencegah bertambahnya jumlah perokok remaja dan perempuan.

Peneliti LD-FE UI, Abdillah Ahsan, menunjukkan, pengeluaran untuk rokok keluarga miskin tahun 2009 menempati urutan kedua setelah beras.

Pembelian rokok sering kali lebih diprioritaskan daripada pangan bergizi, seperti daging, telur, buah, serta biaya pendidikan dan kesehatan. Kondisi ini ironis di tengah besarnya jumlah anak kurang gizi, tingginya angka putus sekolah, dan rendahnya biaya kesehatan.

Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM UI, Endang L Achadi, mengatakan, dampak kurang gizi pada anak balita adalah pendek, kemampuan kognitif rendah, dan peningkatan risiko penyakit, seperti hipertensi dan diabetes saat dewasa. Rokok juga menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.

Kementerian Kesehatan menyatakan, konsumsi rokok tahun 2010 menyebabkan pengeluaran tak perlu sebesar Rp 231,27 triliun. Rinciannya, untuk membeli rokok Rp 138 triliun, biaya perawatan medis Rp 2,11 triliun, dan hilangnya produktivitas Rp 91,16 triliun.

Pengeluaran ini jauh lebih besar dibandingkan perolehan negara dari cukai dan rokok. Jika tak segera dikendalikan, pemerintah akan kesulitan menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat miskin dalam Jaminan Kesehatan Semesta (universal coverage) yang akan diberlakukan pada tahun 2014.
Read More..

Selasa, 10 April 2012

Bukan Nabi Musa Yang Membelah Laut Merah?

Nabi Musa sebenarnya tidak membelah Laut Merah. Air laut terbelah karena hembusan angin kuat sehingga mendorong air seperti dijelaskan kitab suci.
Setidaknya itulah yang diyakini oleh Carl Drew, dari tim National Center for Atmospheric Research dan University of Colorado AS
Menurut simulasi komputer pada studi pengaruh angin terhadap air menunjukkan, angin dapat mendorong air pada titik di mana sungai bisa menyatu dengan laguna, kata tim NCAR.
“Simulasi ini mendekati penjelasan kitab-kitab suci,” kata pemimpin studi ini, Carl Drews dari NCAR.
“Terbelahnya Laut Merah bisa dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air sehingga menciptakan jalan tersebut.”
Pembelahan air laut ini merupakan kisah yang terjadi 3.000 tahun lalu. Kala itu Nabi Musa memimpin Bani Israel keluar dari Mesir, seiring kejaran tentara Firaun.
Dalam cerita di Al Quran dan Injil, dalam pengejaran tersebut tiba-tiba Laut Merah terbelah sehingga memungkinkan Musa dan Bani Israel menyeberangi laut dengan selamat.

Namun ketika pasukan tentara Firaun menyeberang, seketika itu pula air laut kembali menyatu dan menenggelamkan ribuan tentara Firaun.
Drew dan rekannya mempelajari bagaimana topan Samudera Pasifik dapat mempengaruhi kedalaman air.
Tim Drew menunjuk situs bersejarah di selatan Laut Mediterania, namun kondisi formasi tanahnya sudah berbeda.
Model formasi yang sesuai terdapat di Sungai Nil dengan formasi ‘U’. Di sungai tersebut terdapat angin yang bisa berhembus dengan kecepatan 63 mph selama 12 jam tanpa berhenti dan dapat mendorong air berkedalaman 6 kaki (1,8 meter).
“Jembatan darat ini memiliki panjang 3-4 km dan lebar 5 km, jembatan ini terbuka selama empat jam,” ujar tim ini dalam jurnal Public Library of Science PLoS ONE.
“Banyak orang takjub akan cerita ini,” kata Drew.
“Studi ini menunjukkan terbelahnya Laut Merah merupakan bagian dari dasar hukum fisika.”. 
Read More..

Di India, Atap Rumah Bisa Hasilkan Listrik

India agaknya tidak akan lagi kekurangan sumber energi. Dengan bantuan cahaya matahari yang melimpah, negeri ini segera menyulap sebuah atap menjadi penghasil listrik untuk keperluan rumah dan kantor.

Pemerintah India saat ini tengah intens berdiskusi dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) di AS guna mendapatkan lisensi untuk menggunakan purwarupa atap penyimpan energi berkapasitas 1 Megawatt.

Kementrian Bidang Energi India telah mengajukan proposal kerjasama dengan MIT dibawah pengawasan Indo-US Science and Technology Forum untuk mengembangkan prototip baterai penyimpan energi, dan menjadikannya produk komersil yang bisa memenuhi kebutuhan energi di India.

Dengan memanfaatkan panel matahari, sebuah atap yang berfungsi sebagai baterai penyimpan energi akan mengubah cahaya matahari menjadi listrik hingga 1 MW dan menyimpannya. Energi yang tersimpan pada atap ini menjadi pasokan energi yang bisa memberikan daya bagi satu desa atau wilayah kota kecil. 

"Menjadi negara tropis dengan matahari yang bersinar cerah selama 10 bulan setiap tahunnya adalah modal dasar bagi India. Kondisi ini cocok bila didukung dengan teknologi baterai penyimpanan energi seperti ini," tandas Brahma.

Sementara itu, Kematian orang-orang asal Hastings, Inggris sangat membantu negara kerajaan tersebut memproduksi energi yang dapat digunakan kembali.
Selama ratusan tahun, sebuah lembaga bernama Hastings Borough Council di Timur Sussex mengkremasi orang-orang yang meninggal dunia, tanpa tahu manfaat dari carbon footprint yang dihasilkan dari proses kremasi tersebut.

Carbon footprint adalah total kumpulan emisi gas dari efek rumah kaca yang dihasilkan suatu organisasi, pabrik ataupun produk. Gas ini sering disebut juga sebagai karbondioksida.

Kini lembaga tersebut ingin berinvestasi untuk teknologi sumber daya energi dengan memanfaatkan proses kremasi orang telah meninggal. Mereka berupaya mengubah sisa panas dari proses kremasi menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Sebuah generator baru yang segera dipasang musim panas mendatang, merupakan bagian dari kelengkapan proyek energi seharga 800.000 euro ini. Proyek tersebut diyakini akan menghemat biaya dengan memangkas anggaran untuk energi. Demikian keterangan yang dikutip dari TG Daily.

Manager Hastings Borough Council Peter Mead menyebutkan tanaga daur ulang tersebut tidak datang langsung dari tubuh jenazah akan tetapi berasal dari mesin yang digunakan untuk mengkremasi orang meninggal dan menyaring gas dari proses pembakaran.

Hingga saat ini, tempat pembakaran mayat di Hastings Borough Council telah menghasilkan gas bermanfaat senilai 25.000 euro setiap tahunnya.
Read More..

Sabtu, 07 April 2012

Pendidikan Moral Arthur Schopenhauer

Arthur Schopenhauer lahir di Danzig pada 1788 dan meninggal di Frankfurt pada 1860. Dia merupakan salah satu filosof besar Jerman pada masanya, filsafat etikanya banyak mempengaruhi pemikiran Nietzsche dan Max Scheler.
Schopenhauer membedakan antara dunia numenal dan dunia fenomenal. Dunia Fenomenal adalah dunia pengalaman kita sehari-hari, yakni segala hiruk pikuk dan gerak gerik yang terjadi dalam kehidupan. Bagi Schopenhauer, semua manusia didunia ini selalu memperturutkan hawa nafsunya, dan tidak pernah puas dengan apa yang telah ia dapatkan sehingga mengejar sesuatu yang lain yang belum ia miliki. Maka kebahagiaan sejati tidak pernah diperoleh, gerak kehidupan ini menjadi percuma. Schopenhauer menarik kesimpulan bahwa hidup adalah penderitaan.
Schopenhauer menyebut dunia numenal sebagai kehendak, kehendak yang melatarbelakangi semua gerak gerik kehidupan manusia. Segala keanekaan di alam fenomenal secara numenal adalah sama. Bagi Schopenhauer, hidup adalah sumber penderitaan dimana kita menjadi budak kehendak numenal yang membuat kita terus mengejar sasaran-sasaran individual. Bila kita tidak mengejar sasaran-sasaran individual lagi, maka penderitaan kita pun akan terhenti.
Ada dua istilah yang dikemukakan oleh Schopenhauer. Pertama adalah Principium Individuationis,Prinsip Individuasi yang membelenggu kita sehingga memutlakkan eksistensi kita. Agar bebas dari penderitaan, kita harus menembus Prinsip Individuasi tersebut. (das principium individuationis durchschauen).
Istilah kedua adalah selubung sang maya,mengikuti filsafat klasik india,selubung sang maya disini ialah dewi ilusi. Prinsip metafisik yang , menciptakan dunia indrawai yang hanya semu itu. Dengan istilahselubung sang maya, Schopenhauer mau mengatakan bahwa mata budi kita tertutup oleh ilusi dan bahwa individualitas kita sesuatu yang mutlak.
Melalui etikanya, Schopenhauer mau menunjuk jalan pembebasan dan penebusan diri dari penderitaan, ia menjelaskan bagaimana kita bisa menembus prinsip individuasi dan menyingkap selubung sang maya.
Schopenhauer menguraikan tiga jalan untuk membebaskan diri dari prinsip individuasi, yakni sebagai berikut:
1) Kontemplasi Estetik
Dalam pesona perasaan estetik terutama musik, kita terangkat dari individualitas kita.
2) Kebaikan Hati dan Sikap Berbelas Kasihan
Kita menyadari kita sama dengan seluruh realitas yang lain, maka kita mencintainya dan berbelaskasihan padanya. Berpartisipasi dalam penderitaan mahluk lain.
3) Penyangkalan Diri
Dengan menyangkal segala nafsu dan dorongan indrawi, kita melepaskan keterikatan pada hidup individual kita, dan karena hidup adalah penderitaan, maka penyangkalan diri membebaskan kita dari penderitaan.
Etika Schopenhauer ini sangat dipengaruhi oleh jalan sang Buddha yang menganjurkan manusia untuk melepaskan nafsu menghendaki karena kehendak adalah sumber penderitaan.
Menurut Schopenhauer, moralitas agama yang berargumentasi terhadap pahala dan ganjaran di surga tak ubahnya seorang yang menanamkan modal di sebuah perusahaan dengan harapan akan menerima dalam jumlah yang lebih besar. Moralitas religius yang melirik ganjaran surgawi, hanya mengalihkan egoisme duniawi ke tingkat adiduniawi saja.
Moralitas yang sebenarnya, bukan dibangun melalui pengetahuan konseptual, tetapi melalui pengertian intuitif. Yakni, kesadaran mendalam bahwa diriku secara hakiki sama dengan diri orang lain, dan diri kita tidaklah mutlak. Semakin seseorang menyadari kesamaan hakikinya dengan orang lain, maka ia semakin menembus prinsip individuasi dan menyingkap selubung sang maya.
Sikap-sikap moral yang memperlihatkan pengertian intuitif itu berkembang melalui tiga tahap. Dari keadilan melalui kebaikan hati sampai ke perasaan belas kasih yang merupakan kesempurnaan agape, cinta tampa pamrih.
Sikap adil adalah langkah pertama menuju kebaikan hati yang merupakan penyangkalan terhadap kejahatan. Inti sikap jahat menurut Schopenhauer adalah menomorsatukan keinginannya sendiri dan demi kehendak itu ia rela mengorbankan orang lain. Sedangkan bersikap adil berarti tidak memaksakan kehendaknya sendiri bila hal itu merugikan orang lain. Adil berarti menghormati hak orang lain dan memperlakukannya sama dengan diri sendiri bukan karena takut pada hukum negara melainkan karena keyakinan moral.
Orang yang baik hatitidak mendahulukan kepentingannya sendiri terhadap hak orang lain. Ia memahami secara intuitif bahwa orang lain adalah sama dengan dirinya. Oleh karena itu, ia langsung terdorong untuk berbuat baik terhadap orang lain dan tidak membiarkannya menderita seperti ia bersikap pada dirinya sendiri. Konsep menyadari bahwa “engkau adalah saya!” merujuk pada “tat twam asi!” dalam kitab Veda, yang membuat kita mencintai orang lain seperti diri sendiri. Kebaikan hati terpancar dari ketentraman hati, dimana kebaikan hati ini lebih relevan dengan kenyataan numenal dibandingkan saat kita masih terbelenggu dengan cinta diri dan eros, cinta yang mau memiliki.
Puncak dari kebaikan hati adalah sikap berbelas kasih. Orang yang berbelas kasih tahu bahwa hidup adalah penderitaan dan ia takkan bisa lari darinya, maka ia akan mengurangi penderitaan sesamanya dimanapun ia temukan.
Sikap-sikap moralitas seperti yang telah di singgung diatas merupakan tahapan dalam perkembanganagape, cinta tanpa pamrih yang juga membebaskan diri dari sikap eros,cinta diri yang mau memiliki. Pokok bahasan agape adalah sikap terhadap orang lain, Shcopenhauer juga mengungkapkan sebuah sikap terhadap diri sendiri yang merupakan padanan dari agape. Yakni, penyangkalan diri. Orang yang sadar bahwa asal dari semua penderitaannya adalah pemutlakan diri yang tidak tepat, akan berbalik menyangkal dorongan emosinya sendiri dan memilih menolak untuk memenuhinya. Dengan cara ini ia membebaskan diri dari keterikatannya pada diri sendiri dan kehidupannya sehingga bebas dari penderitaannya dan semakin tentram hatinya. Penyangkalan diri ini adalah antisipasi kematian yang apabila muncul akan disambut gembira sebagai penebusan definitif.
Read More..

Senin, 02 April 2012

Menilik Perbedaan TOEFL dan IELTS


Kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu syarat utama untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Untuk mengetahui tingkat kemampuan berbahasa Inggris seseorang, ada beberapa tes yang bisa dijalani. Dua di antaranya adalah Test of English as a Foreign Languange (TOEFL) dan International English Language Testing System (IELTS).  Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara TOEFL dan IELTS?
 
Beda Tujuan
TOEFL
Tujuan utama dari TOEFL adalah untuk menentukan kemampuan seseorang berbicara, membaca, memahami, dan menulis dengan cukup baik untuk mengikuti perkuliahan yang berbasis bahasa Inggris. Pertanyaan-pertanyaan, bahan bacaan, dan bahan mendengarkan, semua dirancang untuk masuk ke tingkat perguruan tinggi.

IELTS
Sementara, tujuan dari IELTS adalah untuk membuktikan Anda memiliki standar tertentu dalam bahasa Inggris. Program IELTS dirancang untuk mereka yang ingin bekerja atau melanjutkan studi di luar negeri. IELTS ini diakui oleh institusi pendidikan di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Hongkong, Irlandia, Afrika Selatan, dan sejumlah badan profesional lainnya di seluruh dunia. 
 
Beda Struktur
IELTS
Pendaftar yang mengambil tes IELTS biasanya diminta untuk melengkapi empat modul (berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan). Setelah itu, para pendaftar akan menerima sebuah berkas atau skor yang ditampilkan pada formulir laporan IELTS. Skor tertinggi bernilai 9, ini berarti orang tersebut benar-benar kompeten di semua bidang.

Tes mendengar dan berbicara sama pada kedua versi tes akademik dan ujian umum, tetapi untuk tes membaca dan menulis tidak. Ujian IELTS memakan waktu 2 jam 45 menit. Tes mendengarkan, membaca, dan menulis harus diselesaikan pada hari yang sama. Sedangkan tes berbicara membutuhkan waktu seminggu, sebelum atau setelah tes tertulis.

TOEFL
Sistem pendftaran TOEFL, biasanya dapat diambil secara online atau secara langsung di tempat yang telah ditentukan. Bila diambil secara online, pendaftar memiliki waktu empat jam untuk menyelesaikan tes membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. Setiap tes memiliki batas waktu sendiri. Tes secara langsung serupa strukturnya dengan tes online, tetapi memiliki lebih banyak pada ujian tes tertulisnya dibandingkan dengan tes berbahasa. Keduanya serupa, hanya formatnya yang berbeda.

Versi internet, TOEFL memiliki skor tertinggi 120 dan terendah 0. Sedangkan versi tercetak (secara langsung) berkisar antara skor 310 dan 577 dengan poin berbeda tiap bagian, tetapi tidak termasuk bagian menulis pada nilai akhir.

Beda standar

Untuk mendaftar program sarjana, universitas di dunia umumnya mensyaratkan skor TOEFL iBT 79-80 atau sama dengan skor 550 paper based TOEFL. Sedangkan untuk program pasca sarjana (S2 dan S3), skor yang dibutuhkan mencapai 110-115 atau setara dengan 600-650 skor based paper TOEFL.

Sementara itu untuk skor IELTS, dibutuhkan band scale dalam rentang 6.0 - 6.5 untuk program sarjana dan band scale 7.0 - 7.5 bagi peminat program pascasarjana.

Cara terbaik untuk memutuskan mana tes yang akan diambil adalah dengan mencari tahu tes mana yang mereka inginkan untuk melamar masuk ke perusahaan atau sekolah masing-masing.
Read More..

Bahaya Tidur Berlebihan

Kita tahu bahwa sulit tidur atau yang biasa disebut insomnia tidak baik untuk kesehatan. Begitu juga dengan "lawannya", yaknioversleeping (kelebihan tidur) atau hipersomnia, ternyata juga tak kalah buruk untuk tubuh.
Meskipun tidur merupakan kegiatan yang harus terpenuhi untuk membantu proses peremajaan tubuh, jika dilakukan berlebihan, hal itu akan memberikan dampak negatif untuk kesehatan. Para pakar pun menganjurkan untuk tidak tidur lebih dari sembilan jam tiap malam.  
Apa saja yang memungkinkan menjadi penyebab oversleeping atau hipersomnia?
• Sleep apnea, jenis gangguan tidur di mana orang berhenti bernapas untuk sesaat ketika tidur dan dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan tidur karena membuat siklus tidur normal terganggu. Penderita akan merasa lelah dan lemas meski telah tidur selama 10 jam. Gangguan pernapasan mulai terjadi karena dinding tenggorokan cenderung berhenti beraktivitas, sementara individu sedang dalam kondisi bersantai (tidur). Akibatnya, aliran udara di dalam tubuh berhenti dan seketika individu tersebut terbangun untuk bernapas.
• Narcolepsy, masalah neurologis yang menyebabkan tidur berlebihan. Narcolepsy memengaruhi bagian otak yang mengontrol dan mengatur tidur. Penderita (narcolepsy) gagal untuk mengidentifikasi dan membedakan waktu tidur dengan waktu untuk tetap terjaga. Penderita dapat tertidur di mana saja dan kapan saja.
• Stres dan depresi. Dua hal ini memang harus dihindari karena dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan jiwa, juga mental, tak terkecuali oversleeping.
• Kelelahan. Kelelahan akibat bekerja terlalu keras, gangguan tidur, kehamilan, atau kekurangan tidur merupakan salah satu penyebab utama oversleeping. Ketika merasa lelah, Anda cenderung memutuskan tidur lebih lama, bahkan lebih dari sembilan jam, untuk mencoba agar segar kembali.
Apa dampak oversleeping bagi kesehatan?
• Diabetes. Penelitian menunjukkan, orang yang tidur lebih dari sembilan jam tiap malam berisiko 50 persen lebih besar terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam per malam. Penelitian juga menemukan, oversleeping dapat mengindikasikan gangguan medis yang meningkatkan kemungkinan pengaruh diabetes.
• Obesitas. Penelitian menunjukkan, mereka yang tidur selama 9-10 jam tiap malam 21 persen lebih mungkin mengalami obesitas daripada mereka yang hanya tidur selama 7-8 jam.
• Sakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan, wanita yang tidur selama 9-11 jam  tiap malam 38 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner.
• Sakit kepala. Para peneliti meyakini, sakit kepala bisa merupakan efek dari oversleeping. Mereka yang tidur terlalu lama pada siang hari sering mengalami gangguan ketika hendak tidur pada malam harinya sehingga menyebabkan timbulnya sakit kepala pada keesokan hari.
• Nyeri punggung. Ketika Anda berbaring di tempat tidur selama berjam-jam, sering kali timbul nyeri pada punggung. Orang yang menderita sakit punggung atau rentan terhadap sakit punggung pun dianjurkan dokter untuk tetap aktif bergerak, tidak sering berbaring atau tiduran.
• Kematian. Beberapa penelitian menemukan, orang yang tidur sembilan jam atau lebih tiap malam memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malam. Para peneliti berspekulasi, depresi dan rendahnya status sosial ekonomi (juga dikaitkan dengan tidur lebih lama) dapat dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas (kematian).
Apa pilihan pengobatan untuk mengatasi oversleeping?
Tidur yang lama biasanya tidak membutuhkan pengobatan, kecuali jika gejala yang muncul menandakan adanya gangguan yang lebih serius. Pada kasus-kasus tersebut, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu. Masalah terbesar mereka yang punya kebiasaan tidur lama adalah menyesuaikan jadwal harian untuk waktu tidur. Jika tidak memenuhi kuantitas tidur yang dibutuhkan, mereka biasanya akan merasa kesal dan mengalami kelelahan pada keesokan harinya. Mereka juga menghadapi masalah dalam hubungan sosial.
Tips mengatasi oversleeping:
• Pilih nada atau suara alarm yang tepat. Memilih suara yang tepat penting artinya untuk mengembalikan Anda ke realitas, bahkan dari tidur Anda yang paling dalam.
• Jangan tergoda untuk tidur ringan atau snooze setelah Anda terbangun. Hindarilah penggunaan tombol snooze pada alarm karena hanya akan mengacaukan jadwal alarm Anda.
• Pertahankan jadwal tidur secara teratur. Buatlah kebiasaan yang membuat tubuh Anda teratur untuk beristirahat dan kembali siap untuk beraktivitas pada hari berikutnya. Rencanakan program aktivitas hingga larut hanya pada saat Anda bebas dari tenggat pada keesokan harinya.
•  Berkonsultasi dengan dokter.  Temuilah dokter jika Anda mengalami gejala oversleeping kronis. Hal itu penting untuk mengetahui gangguan atau penyakit yang menyebabkan Anda mengalamioversleeping.

Read More..

About Me

Foto saya
Belajar dari kesalahan, mengendalikan diri dan menerima kekurangan orang lain adalah hal besar yang perlu dipelajari. Teruslah Berkarya dan Anggap Suatu Masalah Sebuah Seni Kehidupan. Djanggan Cahya Buana, 21 Desember.

Artikel

Berpikir dan Berjiwa Besar Percaya Anda dapat berhasil, Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang, Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil. Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar. Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil.